1. HOME
  2. KABAR SEMARANG

Harga daging ayam meroket, Dinas Perdagangan sidak pasar

"Sidak ini kami lakukan untuk menindaklanjuti terkait apa yang dikeluhkan oleh masyarakat mengenai kenaikan harga daging ayam."

Kepala Dinas Perdagangan Fajar Purwoto mengecek sejumlah pasar tradisional dan supermarket terkait harga daging ayam yang terus tinggi.. ©2016 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Contributor : Andi Pujakesuma | Jum'at, 27 Juli 2018 19:19

Merdeka.com, Semarang - Dinas Perdagangan Kota Semarang melakukan sidak ke sejumlah pasar tradisional dan supermarket di Kota Semarang, Jumat (27/7). Sidak dilakukan untuk mengetahui harga-harga kebutuhan pokok, khususnya harga daging ayam yang terus mengalami kenaikan.

Sidak dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto. Bersama tim, Fajar menyambangi sejumlah pasar dan supermarket, yakni Pasar Johar MAJT, Pasar Suryokusumo dan Supermarket Giant Tlogosari.

"Sidak ini kami lakukan untuk menindaklanjuti terkait apa yang dikeluhkan oleh masyarakat mengenai kenaikan harga daging ayam. Kami temukan di pasar yang kami kelola (Johar MAJT dan Suryokusumo) standar kisaran harga daging ayam Rp 38ribu - Rp 40ribu perkilogram," kata Fajar.

Fajar menemukan, bahwa kenaikan harga ayam tersebut lantaran pedagang mengalami kekurangan stok kiriman distributor. Hal tersebut juga ditengarai adanya aturan dari pemerintah pusat yang mengimbau peternak ayam untuk membesarkan ayam secara organik. "Sebelumnya kan pakai suplemen, ini diganti menggunakan pakan organik. Jadi yang biasanya 25 hari sudah dapat dipanen dan didistribusikan, ini mundur sampai 40 hari," terangnya.

Selain itu, naiknya harga bahan pakan ayam yakni jagung juga mempengaruhi kenaikan harga ayam tersebut. Namun, Fajar mengklaim harga bahan pakan saat ini mulai turun sehingga kendala utama adalah lamanya proses pembesaran oleh peternak ayam.

Selain itu, Fajar menyebut lamanya proses distribusi ayam yang kini sampai 40 hari diikuti dengan kualitas ayam yang jauh lebih baik. Menurutnya, waktu tersebut sudah termasuk proses pemotongan untuk dikirim, sehingga hal ini membuat kondisinya seolah-olah timbul kelangkaan. "Untuk kami turunkan kelihatannya tidak mungkin karena untuk stok pemasoknya ini sudah berkurang," ucapnya.

Adapun upaya yang akan dilakukan untuk mengatasi hal itu, Fajar mengatakan, pihaknya akan segera mengirimkan surat dan mengundang para peternak untuk berdialog. Ia berharap dalam dialog tersebut dapat dicari solusi supaya anjuran pemerintah tetap dilaksanakan namun tidak mempengaruhi distribusi ke pasar maupun mall. "Kalau di supermarket ini harganya mulai Rp 45.000 sampai Rp 50.000 perkilogram itu mungkin karena perbedaan kemasannya," tandas Fajar.

Sementara untuk bahan pokok lainnya, Fajar mengklaim harganya mulai turun dan cenderung stabil. Dari sejumlah pasar dan pedagang yang diajaknya berdialog, dia mendapati harga-harga bahan pokok mulai dari Cabai, Bawang, bahkan telur mulai turun.

"Saya jual Rp 39.000 - Rp 40.000 perkilogram, dulunya Rp 33.000 - 35.000 perkilogram. Saya tahunya ya karena harga pakannya lebih mahal, terus jadi organik. Tapi stoknya masih aman kok," kata Wati, salah satu pedagang.

(NS) Laporan: Andi Pujakesuma
  1. Peristiwa
  2. Pangan
  3. Pemkot Semarang
KOMENTAR ANDA