"Ini yang pertama di Jateng, bahkan mungkin di Indonesia lho,"
Merdeka.com, Semarang - Jika biasanya kita mendapati sosok Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang melakukan patroli dengan truk bak terbuka, namun tidak di Kota Semarang. Di kota ini, ada sejumlah anggota Satpol PP yang berpatroli dengan cara unik, yakni menggunakan segway, sebuah kendaraan roda dua yang dikendalikan dengan keseimbangan badan.
Sejak awal 2018 ini, Satpol PP Kota Semarang melakukan patroli menggunakan alat tersebut. Mereka menyusuri trotoar jalanan Kota Semarang untuk melaksanakan tugasnya. Sepintas memang terlihat cukup unik, lantaran para anggota Satpol PP itu seperti anak-anak yang sedang bermain segway.
Menurut Kabid Tramtibum Satpol PP, Titis, pihaknya memiliki 8 armada segway. Gunanya adalah untuk melakukan patroli di pedestrian. "Kami sering mendapati fungsi pedestrian yang berubah dari untuk pejalan kaki menjadi tempat parkir kendaraan atau juga untuk PKL. Dengan menggunakan segway, akan memudahkan anggota untuk berpatroli," kata dia, Kamis (18/1).
Patroli Satpol PP menggunakan Segway ini, lanjut Titis merupakan yang pertama di Jawa Tengah. Bahkan dia mengklaim jika kemungkinan ini yang pertama di Indonesia. "Ini yang pertama di Jateng, bahkan mungkin di Indonesia lho," terangnya.
Dijelaskan Titis, alat ini dibiayai dari APBD 2017 dengan nilai masing-masing sekitar Rp25 juta. Pada tahap awal, anggota baru akan melakukan patroli di pedestrian jalan-jalan protokol seperti Jalan Pemuda dan Imam Bonjol.
Diakui, di jalan-jalan tersebut cukup banyak pengojek online yang ngetem menunggu penumpang di atas pedestrian. Padahal semestinya, pedestrian merupakan hak pejalan kaki sehingga harus bebas dari penghalang apapun.
"Dengan segway, akan memudahkan anggota dalam berpatroli karena bisa bermanuver di sela-sela pembatas. Selain itu juga bisa zigzag dan ramah lingkungan karena bertenaga baterai bukan BBM," terangnya.
Salah satu anggota patroli pedestrian Suprapto menambahkan jika Segway memiliki kecepatan sekitar 30-40 km/jam. Kendaraan ini sangat cocok untuk melakukan patroli penertiban di trotoar.
"Sayangnya, daya tahan baterainya hanya sekitar 1,5 jam sehingga kami harus membawa charger. Jika baterai habis, kami buru-buru kembali ke pos di Balaikota untuk melakukan isi ulang baterai," tuturnya.
Anggota lain, Aprilia Ayu mengaku cukup lama belajar mengendarai Segway ini. Dia butuh waktu hampir sepekan untuk benar-benar dapat mengendalikan alat ini sekaligus belajar bermanuver di sela-sela pembatas trotoar.
"Asyik, kami berasa bekerja sambil bermain namun tetap tidak boleh melupakan kerja utama kami yakni menjaga agar trotoar bersih dari kendaraan parkir atau PKL," pungkasnya