"Jadi tidak perlu jauh-jauh, di Kota Semarang sekarang sudah bisa,"
Merdeka.com, Semarang - Masyarakat Kota Semarang kini tidak perlu pergi jauh untuk operasi penyakit ginjal. Sebab, saat ini Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) KRMT Wongsonegoro Kota Semarang sudah memiliki Instalasi Bedah Sentral (IBS) ICU terpadu.
Pembangunan gedung itu telah selesai pada Desember 2017 lalu. Instalasi tersebut dilengkapi peralatan canggih yaitu Magnetic Reinance Imaging (MRI) dengan hasil pemeriksaan yang akurat.
Kepala RSUD KRMT Wongsonegoro, Susi Herawati mengatakan, adanya instalasi dengan peralatan MRI ini, warga Semarang yang menderita penyakit batu ginjal sudah dapat melaksanakan operasi pengangkatan batu ginjal. "Jadi tidak perlu jauh-jauh, di Kota Semarang sekarang sudah bisa," kata Susi, Rabu (10/1).
Susi menjelaskan, pengadaan alat kesehatan MRI senilai Rp25 miliar itu merupakan bagian dari investasi terhadap rumah sakit pada 2017 lalu dengan total Rp83 miliar.
Dijelaskan Susi, saat ini gedung instalasi bedah sentral memiliki beberapa fasilitas di antaranya 25 kamar Neonatal Intensive Care Unit (Nicu) dan Pediatric Intensive Care Unit (Picu), 11 kamar ruang IBS, alat Hyperbarik, dan alat pengguna Gelombang Kejut atau ESWL
"Diharapkan, masyarakat bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang sempurna namun dengan harga yang tidak mahal bahkan gratis melalui program Universe Healty Coverage (UHC) Pemkot Semarang," harapnya.
Susi menambahkan, pihaknya juga akan menambah fasilitas lain pada 2018 ini. Pihaknya akan membangun gedung rawat jalan senilai Rp120 miliar. Pasalnya, gedung rawat jalan yang ada saat ini dinilai kurang representatif.
"Untuk ruang rawat inap khususnya kelas 3, saat ini kami memiliki 310 kamar. Rencananya kami juga akan menambah ruang rawat inap untuk kelas 3 pada 2019 mendatang. Dokumen pembangunannya sebenarnya sudah siap," paparnya.
Sementara itu, Walikota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, Pemerintah Kota Semarang terus berkomitmen membenahi sarana pendidikan dan kesehatan yang ada di Kota Semarang. Dua sektor tersebut dianggap penting jika daerah ingin melakukan percepatan pembangunan. "Dua hal itu merupakan hal paling fundamental untuk dibenahi dalam hal percepatan pembangunan," kata dia.
Dalam hal pembenahan, Hendi menginginkan pihak RS tidak tanggung-tanggung dalam melakukan pengadaan alat kesehatan yang canggih. Sehingga RS pemerintah harus lebih maju dan lebih baik dibanding RS swasta.
"Pengembangan RSUD ini bagian dari upaya kami untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi warga Kota Semarang. Selain melalui program-program kesehatan seperti Universe Healty Coverage (UHC) dan pengembangan Puskesmas-Puskesmas," jelasnya.
Hendi menambahkan, Pemkot Semarang menggelontor anggaran yang besar untuk RSUD KRMT Wongsonegoro tiap tahunnya. Pada 2017 lalu, Pemkot Semarang telah menggelontor anggaran hingga Rp83 miliar.
"Setidaknya ada dua kegiatan besar dengan total Rp 83 miliar. Di antaranya gedung IBS ICU yang dilengkapi alat MRI. Belum termasuk pengadaan-pengadaan fasilitas alat kesehatan dan lainnya," terang dia.
Semua program kesehatan dan pengembangan tersebut dimaksudkan agar warga Kota Semarang mendapatkan pelayanan kesehatan yang sempurna dengan harga yang tidak mahal bahkan gratis melalui program UHC bagi pasien kelas tiga.