"Tidak hanya untuk produksi saja, ini bisa dijual kepada wisatawan karena memiliki keunikan,"
Merdeka.com, Semarang - Ikan asap, atau yang akrab disebut mangut bagi warga Kota Semarang, menjadi salah satu kuliner khas yang dimiliki Kota Atlas. Salah satunya adalah mangut kepala ikan manyung yang selalu menjadi pilihan favorit untuk disantap oleh warga Semarang.
Tak hanya itu, setiap wisatawan, mulai dari masyarakat biasa, artis, hingga pejabat pun pasti menyempatkan mencicipi kuliner mangut kepala ikan manyung itu jika singgah ke ibukota Provinsi Jawa Tengah ini.
Sadar akan besarnya potensi olahan mangut ikan manyung sebagai daya tarik Kota Semarang, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi blusukan ke sentra pengolahan ikan asap di Bandarharjo, Semarang Utara, Jumat (12/1).
Tak hanya berkeliling, wali kota yang akrab disapa Hendi tersebut juga mengumpulkan sejumlah warga dan tokoh masyarakat untuk berdiskusi. Dalam diskusi itu, Hendi mendengar banyak masukan dari masyarakat.
Salah satu yang menjadi perhatian Hendi adalah terkait infrastruktur jalan Lodan yang menjadi akses ke sentra ikan asap Bandarharjo. "Untuk perbaikan Jalan Lodan, kami sudah anggarkan di tahun 2018 sebesar Rp5 miliar," kata Hendi.
Hendi mengaku perbaikan infrastruktur jalan di lokasi pembuatan ikan asap itu sangat penting. Selain untuk perbaikan akses, Hendi berharap sentra ikan asap di Bandarharjo bisa menjadi salah satu destinasi wisata Kota Semarang. "Tidak hanya untuk produksi saja, ini bisa dijual kepada wisatawan karena memiliki keunikan," terangnya.
Selain itu mengingat posisi sentra ikan asap Bandarharjo terletak di pesisir Kota Semarang, Hendi juga bertekad untuk memantapkan penanggulangan rob dan banjir yang lebih kuat di daerah tersebut. "Kemudian tanggul di Kalibaru yang saat ini masih berupa tanah juga akan kita perkuat dengan konstruksi fisik yang lebih memadai," lanjutnya.
Namun dalam kesempatan tersebut, Hendi juga tak lupa berpesan bila mengembangkan sentra ikan asap menjadi salah satu destinasi wisata tak bisa hanya menjadi urusan pemerintah saja.
"Kalau kita cermati, sebenarnya Bandarharjo ini perkembangannya cukup pesat, karena sekarang tidak ada rob tinggi lagi seperti dulu. Tapi waktu saya keliling, kok banyak sekali sampah yang dibiarkan di saluran, kalau ini dibiarkan maka tinggal menunggu waktu, pasti banjir lagi," tutur Hendi prihatin.
Dia berpesan kepada masyarakat bahwa masyarakat harus terlibat dalam setiap program yang dilakukan pemerintah. "Panjenengan harus sadar bahwa walaupun pembangunan berjalan terus, tapi tidak ada yang mau merawat, maka pasti tidak maksimal, sehingga kerja baktinya harus diaktifkan lagi sesering mungkin," pungkasnya.