1. HOME
  2. PARIWISATA

Pasar Semarangan diresmikan, Hutan Wisata Tinjomoyo tak lagi seram

"Mungkin nanti event-nya seminggu sekali, mungkin tiga atau empat kali. Masyarakat juga bisa ikut merawat hutan ini..."

SUasana Pasar Semarangan. ©2016 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Contributor : Andi Pujakesuma | Senin, 09 April 2018 16:52

Merdeka.com, Semarang - Suasana seram yang sebelumnya melingkupi Hutan Wisata Tinjomoyo berubah drastis setelah Pasar Semarangan diresmikan di lokasi itu. Tempat wisat yang lama mangkrak dan terkenal menyeramkan itu kini menjadi tempat asyik untuk bercanda bersama pasangan, kawan atau keluarga.

Perhelatan Pasar Semarangan telah diresmikan Wali Kota Semarang pada Minggu (8/4) malam. Setelah peresmian itu, maka kawasan Hutan Wisata Tinjomoyo akan berubah menjadi tempat favorit warga Semarang menghabiskan malam Minggu di lokasi itu. Karena, Pasar Semarangan Tinjomoyo memang digelar setiap Sabtu sejak pukul 15.00WIB hingga 21.00WIB malam.

Beragam barang dagangan dijajakan di atas meja bambu pada 25 booth yang ada kawasan tersebut. Ribuan pengunjung tampak memadati helatan, dan mereka terlihat asyik berjalan-jalan di kompleks hutan seluas 5.000 meter persegi tersebut. Tak jarang, transaksi antara warga dan penjual terjadi.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebutkan betapa pentingnya sinergitas antara sejumlah pihak dalam menyulap tempat yang awalnya bukan apa-apa menjadi suatu potensi penunjang perekonomian daerah.

"Kadin terlibat, warga setempat, juga pemerintah melalui dinas pariwisata. Alhamdulillah, Tinjomoyo yang dulu dikenal sebagai tempat sepi dan seram karena tidak ada aktivitas keramaian, hari ini masyarakat tumplek blek di sini," ujarnya, Minggu (8/3) malam.

Soft launching Pasar Semarangan sendiri sebenarnya telah dihelat pada 17 Maret 2018 lalu. Di mana lokasi Hutan Kota Tinjomoyo setiap Sabtu sejak saat itu dipenuhi oleh pedagang yang menjajakan mulai dari kuliner tradisional, pakaian, hingga pernak-pernik suvenir.

Wali Kota yang akrab disapa Hendi itu berharap, setelah grand launching ini, nantinya akan diadakan evaluasi agar Pasar Semarangan dapat tetap berlangsung, berkembang, tentunya bermanfaat.

"Mungkin nanti event-nya seminggu sekali, mungkin tiga atau empat kali. Masyarakat juga bisa ikut merawat hutan ini semoga nantinya semakin baik dan menjadi tempat yang nyaman," tambahnya.

Hendi menerangkan, Pasar Semarangan Tinjomoyo memang sengaja dikonsep secara unik. Segala transaksi yang dilakukan di pasar tersebut sama sekali tak melibatkan sistem tunai, melainkan elektronik.

"Yang penting punya handphone, tinggal ngisi rupiahnya. Memang kita kerjasama dengan BNI lewat YAP, tapi tak menutup kemungkinan buka kerjasama dengan bank lain," sambungnya.

Penggunaan transaksi non tunai ini, lanjut dia, sejalan dengan rencana pemerintah pusat hingga daerah, terutama dalam memangkas anggaran yang banyak terpakai untuk merawat uang kertas maupun logam. "Nah, kalau cahsless seperti ini bisa dihemat untuk percepatan pembangunan," ungkapnya.

Sementara Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah, Urip Sihabudin mengatakan didirikannya Pasar Semarangan di Hutan Kota Tinjomoyo juga tak lain adalah guna mengincar para wisatawan domestik maupun asing, khususnya anak muda.

"Ini kan instagrammable. Dipilih hutan supaya tidak boring, sesuai dengan instruksi kementrian mencari potensi lain untuk dikembangkan," katanya.

Pariwisata, lanjutnya, memang menjadi salah satu ujung tombak penunjang perekonomian Jateng. Di mana jumlah wisatawan hingga tahun ini terus merangkak naik.

"Sebagai cerminan, tahun 2017 lalu, wisatawan domestik bertambah dari tahun sebelumnya 3,5 juta orang menjadi 3,7 orang. Begitu pula dengan yang asing, dari 568 ribu menjadi 718 ribu orang. Harapannya dengan semakin banyak destinasi wisata baru, maka jumlah wisatawan akan semakin meningkat," tutupnya.

(NS) Laporan: Andi Pujakesuma
  1. Peristiwa
  2. Ragam
KOMENTAR ANDA