"Rasa cinta dan bangga itu dapat dilakukan dengan bergerak bersama merawat kota ini baik dari sisi tata ruang, budaya, sosial dan sebagainya..."
Merdeka.com, Semarang - Kota Semarang memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-471 tepat pada Rabu (2/5). Bertempat di Halaman Balaikota Semarang, upacara peringatan hari jadi tersebut digelar secara khidmad. Dalam sambutannya, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan jika dulu Kota Semarang tertinggal dengan kota-kota lainnya.
Misalnya capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang menjadi Indikator penting bagi sebuah kota dengan mencakup komponen ekonomi, pendidikan, serta kesehatan di tahun 2010 yang hanya berkisar pada angka 76.96 saja. "Namun, Kota Semarang kini telah berubah. Catatan-catatan buruk tersebut mulai dihapus dan berganti dengan sejumlah prestasi," kata wali kota yang akrab disapa Hendi itu.
Di tahun 2017, IPM Kota Semarang telah naik menjadi 82.01, kesejahteraan masyarakat di Kota Semarang unggul jauh dibanding kota lainnya. Misalnya Kota Bandung dengan capaian IPM 80.32, Kota Surabaya dengan IPM 81.07, Kota Makassar dengan angka 81.13, atau Kota Medan dengan 79.87, bahkan Kota Padang yang IPM nya sebesar 81.58 pada tahun 2017.
"Dan atas lompatan besar yang dilakukan itupun, kini Kota Semarang juga menjadi acuan pembangunan daerah-daerah lain di Indonesia. Setidaknya ada 5 pecapaian Kota Semarang di bawah yang kini menjadi tolok ukur penting pembangunan Indonesia," terangnya.
Lima acuan tersebut, lanjut Hendi, yakni menjadi acuan di bidang pelayanan publik, jadi acuan penerapan smart city, jadi acuan inovasi fasilitas kesehatan, jadi acuan pengembangan pariwisata serta jadi acuan pembangunan daerah lain.
Di bidang pelayanan publik, Kota Semarang menjadi contoh daerah lain karena berhasil melakukan pemotongan jalur birokrasi melalui pengaplikasian smart government. Hingga hari ini, tercatat ada 204 sistem perangkat lunak yang diterapkannya dalam berbagai urusan pelayanan Pemerintah Kota Semarang, mulai dari penerapan pengurusan perizinan online dengan Aplikasi Sistem Izin Investasi Mudah dan Terpadu (SIIMUT), hingga penerapan digitalisasi pengawasan kinerja satuan kerja pemerintah melalui Situation Room di Balai Kota Semarang.
Sementara di bidang smart city, Kota Semarang saat ini menjadi salah satu kota pertama yang menjadi percontohan smart city di Indonesia. Beberapa penerapan smart city di Kota Semarang yang dianggap sebagai sebuah inovasi besar di Indonesia antara lain adalah sistem pelaporan online masyarakat melalui program ‘Lapor Hendi’, sistem pemantauan lalu lintas kota melalui aplikasi Semarang Area Traffic Control System. "Serta program laporan kegawatdaruratan terpadu melalui Call Center 112 yang akan semakin memudahkan masyarakat," terang Hendi.
Sementara di bidang inovasi fasilitas kesehatan, Kota Semarang lanjut Hendi telah membuat layanan ambulance gratis 24 jam bernama ‘Ambulance Hebat’. Selain itu, Hendi juga berhasil merealisasikan layanan fasilitas kesehatan berobat gratis bagi seluruh masyarakat Kota Semarang melalui program “Universal Health Coverage."
Di sektor pariwisata, Kota Semarang juga berhasil berkembang dengan sangat cepat. Hal itu didapatkan setelah Hendi mengambil keputusan berani dengan lebih mendorong Kota Semarang sebagai kota wisata, ketimbang sebagai kota industri yang dulu diyakini sebagai jati diri kegiatan ekonomi Kota Lunpia tersebut.
Hasil positif pengembangan pariwisata Kota Semarang sudah terlihat sejak tahun 2016, dimana pada saat itu Kementerian Pariwisata menyebut Kota Semarang sebagai daerah dengan Indek Pariwisata Tertinggi kelima di Indonesia. "Tren positif tersebut terus berlanjut hingga pada tahun ini, Hendi didapuk sebagai salah satu role model dalam Rakor Kementrian Pariwisata tahun 2018 di Bali," tegasnya.
Sementara dari pembangunan daerah, kesuksesan pembangunan pariwisata di Kota Semarang adalah menjadi salah satu representasi tingginya komitmen pembangunan daerah yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang saat ini. Dan pencapaian-pencapaian tersebut tentu saja menjadi sebuah hal yang luar biasa, bila menilik anggaran belanja daerah Pemerintah Kota Semarang yang tak sebesar daerah-daerah lain di Indonesia.
Sebagai contoh pada tahun 2018, Kota Semarang hanya memiliki dana sebesar Rp 5,1 triliun sebagai modal pembangunan. Jumlah tersebut relatif jauh lebih kecil jika dibandingkan kota besar lain seperti Kota Surabaya yang memiliki anggaran belanja daerah di tahun 2018 sebesar Rp 9,1 triliun, atau bahkan Kota Bandung yang sekitar Rp 6,6 triliun. "Atas efisiensi pembangunan yang dirumuskan itu, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo memberikan anugerah penghargaan tertinggi Dana Rakca 2017," ucapnya.
Dengan capaian itu, Hendi meminta masyarakat Kota Semarang semakin cinta dan bangga kepada Semarang. "Rasa cinta dan bangga itu dapat dilakukan dengan bergerak bersama merawat kota ini baik dari sisi tata ruang, budaya, sosial dan sebagainya agar Kota Semarang semakin hebat ke depannya," pungkasnya.