1. HOME
  2. PARIWISATA

Kampung Jawi Gunungpati, Wisata Edukatif Pengenalan Budaya dan Tradisi

"Seru sekali, banyak pengalaman menyenangkan di sini."

Kampung Jawi di Gunungpati. Foto/Istimewa. ©2016 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Contributor : Andi Pujakesuma | Minggu, 17 Februari 2019 16:41

Merdeka.com, Semarang - Meski hanya perkampungan kecil di pelosok Kota Semarang, ketenaran Kampung Jawi di Kecamatan Gunungpati mulai dikenal hingga internasional. Kampung kecil itu kini banyak dikunjungi turis asing yang ingin menikmati keramahan, keindahan dan budaya tradisional Jawa.

Siapa sangka, kampung kecil itu menjadi wisata edukatif yang banyak dikunjungi wisatawan. Awalnya pendirian Kampung Jawi ditujukan agar masyarakat setempat mengenal lagi budaya-budaya atau kearifan lokal yang ada di Jawa.

Namun seiring berjalannya waktu, Kampung Jawi menjadi tempat wisata edukatif untuk mengenalkan budaya Jawa. Beberapa sekolahan dan mahasiswa asing juga, mulai berdatangan untuk belajar budaya Jawa di Kampung Jawi.

Penggagas Kampung Jawi, Siswanto mengatakan, kampung Jawi dibentuk atas keresahan masyarakat dengan kondisi generasi muda saat ini. Banyak di antara anak muda yang tidak mengenal dan mencintai budaya Jawa.

"Padahal, budaya Jawa merupakan budaya peninggalan nenek moyang yang sudah berusia tua. Terdapat kekayaan tradisi yang penting untuk diteladani dari budaya Jawa, sehingga harus terus dilestarikan," kata dia, Minggu (17/2).

Atas keresahan itulah kemudian warga sepakat menggagas Kampung Jawi itu. Selain mengajarkan berbagai budaya Jawa seperti adat istiadat, bahasa, hingga kebiasaan, juga diajari bagaimana seni tradisional Jawa, misal tari-tarian, alat musik tradisional dan sebagainya.

"Kebiasaan-kebiasaan orang Jawa semisal tradisi sambatan (gotong-royong), itu merupakan bentuk kerjasama antar manusia yang sulit ditemui saat ini. Hal itu pula yang selalu kami ajarkan kepada anak-anak," terangnya.

Dia menyayangkan, banyak mahasiswa asing yang belajar bahasa dan tradisi Jawa, namun masyarakat lokal cenderung menduakannya. "Masyarakat sekarang lebih bangga pakai bahasa luar negeri dari pada bahasa daerah (Jawa)," terangnya.

Siswanto mencontohkan, saat ini ada mahasiswa luar yang belajar tradisi Jawa di Kampung Jawi. Mereka belajar musik, bahasa, dan juga dolanan Jawa. Menurutnya, itu menandakan bahwa bahasa Jawa merupakan bahasa yang istimewa dan tidak boleh minder ketika menggunakan bahasa Jawa.

"Buktinya mahasiswa asing banyak yang tertarik mempelajarinya, itu menandakan bahwa budaya Jawa istimewa," paparnya.

Untuk itu, dia mengajak warga Semarang khususnya untuk turut menjaga tradisi dan bahasa Jawa. "Seperti pesan Bung Karno kan, Jangan Lupakan Sejarah. Jas Merah," tandasnya.

Kampung Jawi kini selalu ramai. Di beberapa sudut, berbagai kegiatan berbalut budaya selalu digelar, seperti anak-anak belajar menari, bermain kesenian tradisional dan sebagainya. "Seru sekali, banyak pengalaman menyenangkan di sini. Jadi banyak tahu mengenai budaya Jawa," kata Restu, 33, salah seorang pengunjung.

Dia berharap, kegiatan pelestarian budaya Jawa di Kampung Jawi tetap dilestarikan, agar anak-anak generasi muda tidak lupa akan seni budayanya.

(NS) Laporan: Andi Pujakesuma
  1. Ragam
  2. Budaya
KOMENTAR ANDA