"Untuk itu, saya meminta semua ASN untuk tetap bekerja seperti biasa, tidak ada alasan untuk mengendorkan kinerja. Tidak boleh loyo,"
Merdeka.com, Semarang - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi meminta para jajaran aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang tidak loyo dalam bekerja. Meskipun saat ini, mayoritas ASN di lingkungan Pemkot Semarang sedang menjalankan ibadah puasa.
Hal itu disampaikan Hendi, panggilan akrab Wali Kota Semarang ini saat memberikan tausiah usai kegiatan salat dzuhur berjamah di masjid Al-Kusuf Balai Kota Semarang.
"Kita mengalami Ramadan seperti ini tidak hanya sekali, tapi setiap tahun. Untuk itu, saya meminta semua ASN untuk tetap bekerja seperti biasa, tidak ada alasan untuk mengendorkan kinerja. Tidak boleh loyo," katanya.
Sebab, lanjut dia, saat ini masyarakat membutuhkan pelayanan prima, cepat dan menyenangkan. Pihaknya tidak ingin, karena alasan puasa, kinerja ASN di lingkungan Pemkot Semarang menjadi menurun.
"Semua itu tergantung niatnya, kalau niatnya bagus tentu akan bagus, begitu juga sebaliknya. Saya tegaskan sekali lagi, tidak boleh bulan Ramadan membuat pelayanan kepada masyarakat terganggu," tambahnya.
Disinggung terkait jam kerja saat Ramadan, Hendi mengakui memang ada perubahan. Untuk jam masuk, yang biasanya pada pukul 07.00 WIB, selama Ramadan ini jam masuk kerja dimulai pukul 08.00 WIB hingga pulang pukul 15.15 WIB.
"Coba kita hitung secara matematika, hari biasa kita masuk jam 07.00 WIB, pulang jam 16.00 WIB. Kemudian kita di bulan puasa kita bisa menyelesaikan aktivitas kita, masuk jam 08.00 WIB, pulang jam 15.15 WIB. Jadi yang paling penting sebenarnya adalah bagaimana kita mengukur, atau bagaimana sebuah aktifitas kita menjadi berkualitas," terangnya.
Dia menambahkan, bahwa apa yang terjadi tergantung bagaimana memandang sesuatu hal. “Kalau puasa pikiran kita tidak bisa sarapan, makan siang, dan kemudian lemas, ya itulah yang terjadi. Tapi kalau kita berpikir dalam bulan Ramadan memiliki keunggulan di mana Allah akan memberikan berkah dan melipatgandakan dalam setiap tindakan sekecil apapun untuk kemaslahatan umat maka semua akan menjadi ringan,” sambungnya.
Dalam ceramahnya, orang nomor satu di Kota Semarang itu pun juga mencermati dinamika dewasa ini terkait pemberitaan di media sosial. Wali Kota juga berpesan kepada para jamaah salat dzuhur untuk tidak mudah terpengaruh berita bohong atau hoax.
Hal itu perlu dilakukan untuk menjaga kondusivitas Kota Semarang apalagi memasuki bulan Ramadan ini. Sebab data dari Kemenkominfo pada tahun 2017, diperkirakan ada 800 ribu berita hoax yang beredar di seluruh daerah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Jika tidak ada komitmen yang tinggi untuk menangkal hoax dari warga bangsa justru berita hoax ini akan menggugurkan ibadah di bulan Ramadan. “Jika panjenengan baca dan tidak jelas darimana asalnya dan tidak jelas kebenarannya cukup untuk panjenengan saja, tidak perlu di-share. Tapi jika panjenengan baca dan yakin adanya manfaat, baru boleh di-share,” ungkapnya.