1. HOME
  2. KABAR SEMARANG

Pererat komunikasi dengan warga, Wali Kota Hendi gelar tarling

Dengar langsung keluhan masyarakat dan sampaikan program kerja Pemkot Semarang.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi memberikan kenang-kenangan kepada pengurus Masjid Raya Candi Lama Semarang KH Musman Tholib dalam acara tarling, Sabtu (19/5) malam.. ©2016 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Contributor : Andi Pujakesuma | Minggu, 20 Mei 2018 20:24

Merdeka.com, Semarang - Ada yang unik di bulan Ramadan setiap tahunnya. Yakni diselenggarakannya tarawih keliling (Tarling) yang diikuti oleh Muspida Kota Semarang sekaligus Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. Menurut Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi ini, kegiatan tersebut bertujuan untuk mempererat lagi komunikasi dan silaturahmi dengan warga masyarakat.

Melalui kegiatan itu, dia dapat mendengar secara langsung keluhan-keluhan masyarakat Kota Semarang, sekaligus menyampaikan sejumlah program kerja yang dilakukannya. Misalnya persoalan kemiskinan di Kota Semarang. Pada tarling yang dilakukannya di Masjid Raya Candi Lama Semarang, Sabtu (19/5), Hendi mengupas soal kemiskinan di Kota Semarang.

Dia mengatakan jika saat ini sebagian besar masyarakat Kota Semarang hidup dalam kondisi berkecukupan. Tapi dari 1,6 juta penduduk Semarang masih ada ada 4,6% warga yang kurang beruntung atau 75 ribu yang hidup di wilayah miskin. "Mau makan susah, mau memperbaiki rumah susah. Di bulan Ramadan ini adalah waktu yang tepat bagi kita untuk membantu saudara-saudara kita itu," kata dia.

Terkait kemiskinan itu, Hendi menegaskan jika pihaknya tidak tinggal diam saja. Tapi konsepnya pembangunan yang tepat adalah konsep bergerak bersama dan mengajak seluruh elemen terlibat. "Di mana bergerak bersama tidak selalu mengeluarkan uang. Sepanjang itu konsisten, pasti bisa meringankan beban mereka. Tidak punya uang ada tenaga, nggak punya tenaga bisa memberikan doa," tambahnya.

Dalam kesempatan itu, Hendi juga meminta masyarakat untuk menjaga kondusivitas lingkungan di wilayah masing-masing. "Jangan ada teroris di Semarang. Hal ini harus disikapi bersama. Jangan bergantung pada aparat polisi dan pemerintah saja. Tingkatkan siskamling, ronda, RT-RW juga berperan aktif jika ada masyarakat yang tidak mau menunjukkan identitas segera laporkan. Kalau mau Semarang kondusif ya harus bareng-bareng melaporkan," tukasnya.

Sementara itu, dalam tausiahnya, KH Musman Tholib mengupas terkait apa itu Islam. Dia menyebutkan bahwa Islam disingkatnya menjadi 7M. Yakni Islam itu mencerahkan, mencerahkan dari kebodohan pada ilmu, mencerahkan dari syirik, dan mencerahkan dari keterbelakangan. "Sedangkan yang kedua Islam itu memberdayakan. Setelah mencerahkan dia berdaya baik lahir maupun batin. Yang ketiga memajukan. jika berdaya kemudian dia maju," ujarnya di depan wali kota, Muspida, Kepala OPD, dan warga setempat yang hadir usai mengikuti salat tarawih.

Yang keempat, lanjut Musman, adalah Islam itu menyejahterakan, memakmurkan, membahagiakan, dan yang ketujuh menyelamatkan. "Seperti yang terkandung dalam senandung Alquran. Itulah pedoman Islam yang berkemajuan," beber mantan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah ini.

(NS) Laporan: Andi Pujakesuma
  1. Peristiwa
  2. Pemkot Semarang
  3. Pernik Ramadan
KOMENTAR ANDA