Metode RICE harus diberikan secepat mungkin sesudah terjadinya cedera.
Merdeka.com, Semarang - Dosen PJKR di Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) Maftukin Hudah menawarkan metode penanganan cedera dengan pendekatan sport massage. Metode tersebut bernama RICE yang merupakan singkatan dari Rest, Ice, Compression, and Elevation. Melalui metode tersebut, pemulihan pada bagian tubuh yang cedera dapat pulih lebih cepat.
Hal itu disampaikan Hudah saat menjadi pemateri pelatihan therapy massage praktis level 1 tingkat nasional di Yogyakarta baru-baru ini, dan diikuti puluhan peserta dari berbagai daerah. Selain Hudah, hadir pula pemateri lainnya seperti Samsudin (sport massage) dari UNJ sekakigus ketua umum PTMI, serta Bambang priyonoadi (manipulasi sport massage) dari UNY.
Pada kesempatan itu, Hudah menyampaikan bahwa olahraga dan cedera merupakan dua hal yang kerap dialami siapapun. Jika tidak ditangani dengan benar, cedera yang timbul akibat aktivitas olahraga, dapat menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti cacat ringan, berat bahkan hingga kematian.
Dia menyebutkan, melalui metode penanganan cedera karena olahraga yang disampaikan itu, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengistirahatkan langsung pada bagian yang mengalami cedera selama 48 hingga 72 jam agar memberikan kesempatan pada jaringan untuk pulih.
"Ice, mengompres bagian cedera dengan es untuk menghentikan perdarahan, mengurangi bengkak dan nyeri. Compression, membebat bagian cedera dengan elastic bandage untuk mengurangi bengkak. Elevate, meninggikan bagian cedera melebihi level jantung untuk mengurangi bengkak,” ujar Hudah seperti dikutip dari release Humas UPGRIS, Jumat (5/9).
RICE, lanjut dia, memiliki beberapa manfaat yang dibutuhkan oleh bagian tubuh yang mengalami cedera, salah satunya mampu mengurangi peradangan. Metode RICE harus diberikan secepat mungkin sesudah terjadinya cedera.