"Penambahan stok ini penting, agar harga bisa stabil lagi,"
Merdeka.com, Semarang - Harga kebutuhan pokok di Kota Semarang tidak mengalami kenaikan cukup signifikan selama Ramadan tahun ini. Akan tetapi, harga daging ayam justru mulai mengalami kenaikan.
Hal itu terpantau saat Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, menyapa pedagang sekaligus melakukan pengecekan harga sejumlah kebutuhan bahan pokok di Pasar Sampangan, Gajahmungkur, Kota Semarang, baru-baru ini. "Kita cek sembako harganya stabil. Telur turun dari Rp 20.000 jadi Rp 18.000 per kilogram. Tapi harga daging ayam naik dari Rp 32.000 jadi Rp 36.000 per kilogram," kata Hendi, sapaan Hendrar Prihadi.
Menurutnya, kondisi seperti ini selalu terjadi setiap Ramadan, apalagi menjelang Lebaran. Penyebabnya karena kebutuhan warga terhadap bahan makanan meningkat saat Ramadan dan Lebaran. "Kalau sebelumnya, makanan warga itu biasa saja, pada Ramadan ini ingin makan daging, sehingga kebutuhannya meningkat. Sementara stok menurun," terangnya.
Karena itu, pihaknya meminta Dinas Perdagangan Kota Semarang untuk menambah stok daging ayam di pasar-pasar tradisional. "Penambahan stok ini penting, agar harga bisa stabil lagi," ujarnya.
Selain menambah stok daging ayam, Hendi menyatakan, peran dari masyarakat juga sangat berpengaruh terhadap kenaikan harga itu. Hendi mengimbau agar masyarakat tidak berperilaku konsumtif sehingga stok bahan makanan dan sembako tetap aman.
"Masyarakat kami minta menjaga hati, tidak belanja di luar kebutuhan. Kalau semua warga seperti itu pasti harga sembako tidak naik. Termasuk juga tidak menimbun bahan makanan karena itu termasuk tindak pidana. Kita coba belajar jadi pedagang yang jujur apalagi ini bulan Ramadan," imbaunya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Fajar Purwoto mengakui adanya kenaikan harga daging ayam khususnya di pasar tradisional. Dari beberapa kali inspeksi mendadak (Sidak) yang dilakukannya, diketahui kenaikan harga daging ayam berkisar Rp 2.000 sampai Rp 3.000 per kilogramnya.
"Kenaikan daging ayam Rp 2.000-Rp 3.000 per kilo. Tapi itu tergantung tawar menawar antara pembeli dan pedagang di pasar. Kalau di mal kenaikannya sedikit dari Rp 19.000 menjadi Rp 20.000," katanya.
Dinas Perdagangan Kota Semarang saat ini sedang mencari solusi sebagai langkah pengendalian agar harga tidak melonjak jelang Lebaran. Di samping itu, Dinas juga melakukan antisipasi agar kenaikan harga tidak terjadi pada kebutuhan bahan pokok lainnya. "Kami akan minta teman-teman pemasok daging ayam untuk rutin mengirim. Ini hanya ayam, kalau dulu berbagai komoditas," jelasnya.
Sementara untuk mengendalikan harga agar tidak melonjak, pihaknya telah menggelar pasar murah di 17 tempat yang berbeda. Komoditas yang dijual di antaranya minyak, beras, daging, dan lainnya. Tentunya harga yang dipatok lebih murah dibanding harga pasaran. "Pasar murah itu untuk menjaga agar harga tetap stabil. Karena kebutuhan masyarakat meningkat, sehingga kami harus ada alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan itu," pungkasnya.