"Ini wujud mengedukasi dari kita, kalaupun ada wadah lain (selain besek) bisa digunakan juga, yang penting ramah lingkungan,"
Merdeka.com, Semarang - Demi mengampanyekan penggunaan bahan nonplastik agar lebiih ramah lingkungan, Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) menggunakan besek (wadah terbuat dari anyaman bambu) saat mengemas daging kurban. Hal itu terlihat pada penyembelihan hewan dan pendistribusian daging kurban pada Hari Tasyrik Iduladha, Senin (12/8) di Kampus IV UPGRIS.
"Sejak awal, kita sudah menyadari ingin ikut juga mengampanyekan, mengurangi penggunaan plastik. Kita sadar, plastik selain tidak sehat, juga tidak ramah lingkungan. Sudah kita pertimbangkan menggunakan besek. Dengan harapan demi kesehatan, ramah lingkungan dan mengedukasi," ujar Rektor UPGRIS Muhdi di sela penyembelihan dan pendistribusian daging kurban.
Diakuinya, penggunaan besek dari segi harga memang lebih mahal ketimbang menggunakan kantong plastik saat mengemas daging kurban. Namun, hal itu lebih baik daripada menggunakan bahan dari plastik. "Saat menerima, pasti penerima daging kurban akan bertanya-tanya kenapa pakai besek dan tidak pakai plastik. Ini wujud mengedukasi dari kita, kalaupun ada wadah lain (selain besek) bisa digunakan juga, yang penting ramah lingkungan," katanya.
UPGRIS, lanjut dia, di beberapa kegiatan sudah sejak lama mengurangi penggunaan plastik. Khususnya pada saat penyajian makanan di tiap acara yang digelar di kampus tersebut. "Kami menggunakan tampah (wadah lebar terbuat dari anyaman bambu). Dan makanannya juga kami lebih memilih makanan tradisional. Tampah yang sudah dipakai juga bisa dipakai berkali-kali. Gerakan ini terus kami lakukan di lingkungan kampus. Kampanye ini (penggunaan nonplastik) akan terus kita bangun," bebernya.
Muhdi menambahkan, untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penumpukan antrean panjang penerima daging kurban, UPGRIS sengaja tidak membagikannya di dalam lingkungan kampus. Melainkan, dikirim ke rumah masing-masing masyarakat penerima yang tinggal di sekitar lingkungan kampus baik Kampus I, II, III maupun IV UPGRIS.
"Sebagian memang ada yang diwakilkan (menerima) dari kelompok penerima dan juga ada yang kita antar (dagingnya). Ini dimaksudkan agar tidak terjadi antrean yang berisiko, sekaligus ini bagian dari upaya kita untuk memuliakan mereka. Penerima daging kurban tidak harus antre," tukasnya.
"Alhamdulillah hari ini, keluarga besar Universitas PGRI Semarang dan juga SMA Lab School dapat merayakan Hari Raya Iduladha. Dipilih hari kedua atau pada Hari Tasyrik karena masyarakat pada hari Minggu (11/8), sudah menerima daging kurban (dari tempat lain). Sehingga, kita pilih hari kedua penyembelihan dan pendistribusiannya agar masyarakat tetap dapat mengonsumsi daging kurban satu dua hari ke depan," imbuhnya.
Ketua Panitia Kurban UPGRIS Sunan Baedowi mengatakan, total hewan kurban yang dikurbankan dan didistribusikan dagingnya sebanyak enam ekor sapi dan tiga ekor kambing. Hewan-hewan kurban tersebut berasal dari keluarga besar UPGRIS termasuk YPLP PT PGRI Semarang dan juga SMA Lab School Semarang.
"Ada 700 kupon yang kita bagikan ke masyarakat penerima daging kurban. Selain itu, daging-daging kurban ini juga kita distribusikan ke ponpes dan juga panti asuhan," ujar Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UPGRIS ini.