Selalu dipenuhi jamaah, kerap bagikan ijazah doa-doa
Merdeka.com, Semarang - Sebagai salah satu masjid tertua di Kota Semarang, Masjid Agung Kauman Semarang yang terletak di sebelah barat kawasan Pasar Johar Kota Semarang selalu dipenuhi jamaah. Apalagi saat Ramadan seperti ini, masjid tersebut selalu ramai dikunjungi jamaah selama 24 jam.
Salah satu kegiatan rutin yang selalu dilakukan selama Ramadan adalah pengajian semaan Al-quran. Semaan Alquran merupakan tradisi menyemak kyai yang hafidz atau hafal Alquran di luar kepala secara bersama-sama.
Dalam kesempatan Ramadan kali ini, jamaah semaan dipimpin oleh KH Ahmad Naqib Noor Al-Hafidh. Setiap hari usai salat dzuhur, ratusan orang berduyun-duyun mengikuti pengajian semaan tersebut.
"Sudah sejak 20 tahun lalu saya mengikuti pengajian semaan ini. Bahkan saat dulu yang mengajar masih Kyai Dullah Ummar Al-Hafidh, guru dari Kyai Naqib saya sudah ikut pengajian ini. Sejak saat itu setiap Ramadan saya rutin mengikutinya hingga sekarang,” kata Ngaidun, 60, salah satu jamaah dari Gunungpati Semarang.
Menurut dia, pengajian semaan Alquran yang dilakukan di Masjid Agung Kauman Semarang sangat spesial. Sebab selain mengaji Alquran, pengasuh pengajian juga memberikan ceramah mengenai makna yang terkandung dalam ayat-ayat suci Alquran tersebut.
“Apalagi bahasa yang digunakan sangat sederhana sehingga mudah dipahami. Selain itu, setiap pengajian Yai Naqib selalu memberikan Ijazah doa-doa untuk kehidupan sehari-hari yang sangat bermanfaat bagi saya dan jamaah lainnya,” imbuhnya.
Hal itu dibenarkan oleh pengampu pengajian semaan KH Ahmad Naqib Noor Al-Hafidh saat ditemui usai pengajian. Menurutnya, pengajian semaan yang diampunya itu lebih menekankan kepada penjelasan tafsir Alquran dengan bahasa sederhana.
“Supaya mudah dipahami jamaah. Kegiatan ini sudah puluhan tahun diadakan sejak guru saya dulu, selain memberikan pemahaman terhadap isi dari Alquran, juga sering diberikan doa-doa keseharian,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu pengurus Masjid Agung Kauman Semarang Abdul Wakhid mengatakan, tradisi semaan Alquran di Masjid Kauman sudah dimulai sejak tahun 1960-an. Generasi saat ini merupakan generasi penerus dari guru-guru sebelumnya.
“Itu tradisi yang diwarisi dari pendahulu kami, jadi kami hanya ingin melestarikan saja. Setahu saya sudah sejak 1960-an tradisi semaan tersebut ada di masjid ini,” ujarnya.
Semaan tersebut, lanjut dia, selalu rutin dilakukan selama 25 hari pada bulan Ramadan. Setiap hari, jamaah diajak menyimak pengampu dalam membaca Alquran dan mendengarkan makna dari kandungan ayat yang dibaca. “Selain itu juga sering diajari doa-doa dan tanya jawab permasalahan sehari-hari,” imbuhnya.
Selama ini, kata dia, jamaah pengajian semaan Masjid Kauman selalu membludak. Tak hanya datang dari Kota Semarang, namun beberapa diantaranya datang dari luar daerah bahkan luar pulau.
“Ada yang dari Kendal, Kaliwungu, Demak, Kudus bahkan Kalimantan yang mengikuti pengajian ini. Selain untuk melestarikan tradisi, ini juga salah satu upaya kami menanamkan rasa cinta terhadap Alquran dan pemahanam kandungannya. Akan terus kami laksanakan kegiatan semacam ini di tahun-tahun yang akan datang,” pungkasnya.