"Sehingga, harapannya dengan pembangunan yang semakin maksimal, dampak ekonomi secara positifnya kepada Kota Semarang juga lebih besar,"
Merdeka.com, Semarang - Gelontoran dana sebesar Rp 156 miliar dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk revitalisasi Kota Lama dianggap belum mencukupi. Untuk itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi meminta Kementerian PUPR menambah anggaran agar revitalisasi Kota Lama bisa mencakup keseluruhan.
"Beberapa waktu lalu, saya meminta ke Pak Menteri agar menambah anggaran agar revitalisasi Kota Lama bisa selesai semua. Sekaligus minta bantuan untuk jalan layang bandara, perlintasan kereta api, dan bendungan karet, " kata wali kota yang akrab disapa Hendi ini.
Usulan tersebut, lanjut Hendi, kemudian dijawab oleh Menteri PUPR, Basuki Hadimoeljono, dengan mengunjungi proses revitalisasi kawasan Kota Lama Semarang, Minggu (27/5) kemarin. Dari kunjungannya itu, Basuki akan menambah anggaran untuk revitalisasi pada 2018 ini sebesar Rp 30 miliar.
Terkait permintaan penambahan anggaran revitalisasi Kota Lama, Hendi menyatakan permintaan tersebut dimaksudkan untuk lebih memaksimalkan potensi Kota Lama sebagai daya tarik utama wisata Kota Semarang.
"Kalau bicara Kota Lama sebagai salah satu daya tarik utama wisata Kota Semarang saat ini, saya rasa keputusan Pak Menteri menjadi hal yang sangat positif bagi Kota Semarang," tutur Hendi.
Ini karena sebagai kota yang berupaya untuk bertranformasi sebagai kota wisata, lanjutnya, area-area wisata seperti Kota Lama menjadi relevan sebagai daerah konsentrasi pembangunan. Apalagi dengan penataan Kota Lama saat ini, sudah terbukti mampu mendatangkan wisatawan ke Kota Semarang.
"Sehingga, harapannya dengan pembangunan yang semakin maksimal, dampak ekonomi secara positifnya kepada Kota Semarang juga lebih besar," ujarnya.
Sekadar diketahui, Kementerian PUPR telah mengucurkan dana revitalisasi penataan kawasan Kota Lama senilai Rp 156,372 miliar. Anggaran tersebut diperuntukkan bagi peningkatan jalan dan pedestrian, street furniture, perbaikan saluran drainase, kolam retensi, dan landscape di kawasan Kota Lama.
Dari anggaran tersebut, Rp 50 miliar di antaranya untuk pembuatan ducting atau sistem penanaman kabel listrik dan jaringan lainnya di kawasan itu.
Kementerian PUPR akan memberikan penambahan dana untuk revitalisasi penataan kawasan Kota Lama sebesar Rp 30 miliar. Dana tersebut akan digunakan bagi pembangunan pertamanan di Kota Lama. Revitalisasi diperkirakan akan selesai pada Desember 2018 mendatang.
"Kota Lama merupakan kawasan heritage, sehingga kami turut memiliki tanggung jawab untuk menjaga lingkungannya. Kawasan ini perlu dikembangkan untuk menjadi lebih baik, dan diharapkan ada peningkatan perekonomian melalui kegiatan wisata di Kota Lama," kata Menteri PUPR, Basuki Hadimoeljono.
Dana revitalisasi tersebut diperuntukan penataan kawasan di Kota Lama, bukan untuk konservasi gedung-gedung di dalamnya. Sehingga diharapkan nantinya dapat memberi rasa nyaman bagi kegiatan masyarakat seperti CFD, kuliner, dan aktivitas-aktivitas budaya di Kota Lama. "Mudah-mudahan dapat merubah kawasan Kota Lama menjadi salah satu destinasi kunjungan wisata," harapnya.
Selain itu, lanjutnya, penataan kawasan Kota Lama dimaksudkan agar orang yang hendak ke Semarang sekaligus dapat berkunjung ke tempat wisata. Mereka tidak perlu lagi harus pergi ke Borobudur maupun Karimun Jawa bila hendak berwisata di Jawa Tengah.
Hingga saat ini, proses revitalisasi Kota Lama secara keseluruhan baru mencapai 11,37%. Para pekerja saat ini masih melakukan pembuatan ducting untuk menata utilitas PDAM, kabel PLN, kabel Telkom dan jaringan lainnya yang masih semrawut.
"Ke depannya, kabel-kabel tersebut tidak akan lagi terlihat terpisah-pisah dan tak beraturan. Selain itu, fasilitas di Kota Lama yang selama ini belum ada juga mulai diberi, seperti bangku dan lampu taman," pungkasnya.