"Nanti semuanya akan kami pindahkan ke Jalan Pandanaran 2, karena lokasi Taman KB ini akan dijadikan taman semuanya."
Merdeka.com, Semarang - Dinas Perdagangan Kota Semarang mendatangi Pedagang Kaki Lima (PKL) di Taman Menteri Supeno atau yang dikenal dengan Taman KB, Jumat (2/3). Kedatangan Dinas untuk melakukan pembongkaran shelter PKL di lokasi itu.
Sejumlah personel dikerahkan untuk proses pembongkaran itu. Namun pembongkaran urung dilakukan karena adanya permintaan dari pedagang untuk melakukan penundaan pembongkaran hingga Senin (5/3) depan.
"Lokasi ini kan akan dibangun Taman Indonesia Kaya oleh Djarum Foundation sebesar Rp 6 miliar. Kami sudah sosialisasikan kepada pedagang untuk segera pindah karena lokasi itu nantinya akan dibangun. Kami sudah memberikan peringatan, namun tetap saja belum pindah. Makanya kami datang untuk membongkar," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Fajar Purwoto.
Namun lanjut dia, para pedagang meminta waktu untuk proses kepindahan. Akhirnya, Fajar memberikan waktu hingga tiga hari, yakni sampai Senin (5/3). "Mereka membuat surat pernyataan untuk pindah, namun meminta waktu. Makanya kami memberikan waktu hingga Senin, dan Selasa (6/3) seluruh shelter ini (jika belum dibongkar) akan kami bongkar," tegasnya.
Pada pembongkaran itu, Dinas Pasar hanya melakukan pembongkaran beberapa kios saja. Kios yang dibongkar adalah kios yang kosong tidak dihuni pedagang. "Sisanya akan kami bongkar semuanya pada Selasa pekan depan," katanya.
Fajar menerangkan, nantinya semua pedagang yang ada di Taman itu akan dipindahkan di sepanjang Jalan Pandanaran 2. Hal itu setelah adanya kesepakatan semua pihak termasuk pedagang.
"Nanti semuanya akan kami pindahkan ke Jalan Pandanaran 2, karena lokasi Taman KB ini akan dijadikan taman semuanya. Nantinya tidak ada PKL yang berjualan di lokasi ini," paparnya.
Untuk tempat relokasi itu, Fajar mengaku sedang meminta bantuan tenda kepada Kementerian Perdagangan dan juga Djarum Foundation selaku pihak yang membangun taman KB. Nantinya, mana bantuan yang lebih dulu datang, itu yang akan dipakai. "Kami tetap berjuang, agar para pedagang bisa berjualan dengan nyaman," pungkasnya.