1. HOME
  2. PROFIL

Dari kebun bunga, wisudawan UNNES ini raup omzet Rp 50 juta perbulan

Semua berawal dari hobi menanam, kemudian muncul ide mengembangkan usaha

Setiya Aji membawa buket bunga berfoto bersama Rektor UNNES Porf Fathur Rokhman usai diwisuda. Foto/unnes.ac.id. ©2016 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Rabu, 07 Maret 2018 22:44

Merdeka.com, Semarang - Adalah Setiya Aji, 23, mahasiswa program studi Pendidikan Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) Universitas Negeri Semarang (UNNES), berhasil mengelola kebun bunga di kampungnya hingga memperoleh omzet Rp 50 juta perbulannya.

Setiya yang baru saja diwisuda pada Rabu (7/3) ini, mampu memberikan manfaat besar bagi keluarga dan warga sekitarnya melalui kebun bunga Setiya Aji Flower Farm yang ada di Desa Jetis, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang.

Dan sebagai rasa syukur atas capaian yang diperolehnya itu, dia membagikan 1.000 buket bunga pada saat prosesi wisuda. "Ini sebagai ungkapan rasa syukur, karena bisa kuliah hingga selesai dari hasil jualan bunga," ujarnya.

Pria yang memiliki sapaan akrab Aji ini mengisahkan, semua berawal dari hobinya menanam bunga di kebun rumahnya. Dari hobi itu, kemudian tercetus ide mengomersilkan hasil dari kebunnya tersebut.

Tepatnya dua tahun lalu, ide muncul ketika teman-temannya sangat menggandrungi media sosial instagram dengan mengunggah foto-foto berlatar belakang apik. Dari situ, dia kemudian menyewakan kebunnya untuk lokasi foto selfie berlatar belakang bunga-bunga yang ditanamnya.

Gayung bersambut, kebun Aji yang semula hanya disewa oleh teman-temannya dari Kampus UNNES, karena viral di media sosial pengunjung pun akhirnya membludak. Kebutuhan eksis di media sosial bagi netizen membuat usaha yang digeluti Aji terus melejit. Tak hanya datang untuk berfoto selfie, para pengunjung yang datang di Setiya Aji Flower Farm juga membeli bunga.

Salah seorang pengunjung mengambil foto selfie di Setiya Aji Flower Farm
© 2018 semarang.merdeka.com/@setiya_aji_flower_farm/instagram

Di tahun 2017 saja, tercatat 120 ribu pengunjung yang datang di kebun yang dikelolanya itu. Karena jumlah pengunjung yang datang semakin banyak dan membuatnya kewalahan, Aji lantas mengajak para petani yang merupakan tetangganya bergabung.

Kebun bunga yang semula seluas setengah hektar, kemudian bertambah luas setelah digabungkan dengan lahan kebun bunga milik warga sekitar hingga mencapai lima hektar.

Dengan keberadaan kebun yang semakin luas karena merger itu, pengunjung yang datang semakin leluasa. Dari penggabungan kebun itu pula, para petani yang bekerjasama dengan Aji juga memperoleh keuntungan yang signifikan.

Meski harga tiket masuk yang dibanderol untuk masuk ke kebunnya cukup murah, yakni Rp 7.500 sekali masuk, namun dengan jumlah pengunjung yang besar, Aji mampu membukukan keuntungan bersih perbulan mencapai Rp 20 juta. Belum lagi ditambah dari penghasilan penjualan bunga yang dibeli pengunjung sebagai suvenir serta bunga yang dijual kepada tengkulak bunga.

Seperti dilansir dari unnes.ac.id, hamparan bunga krisan yang berwarna kuning, biru, ungu dan merah di kebun bunganya memang cocok sekali sebagai latar belakang foto-foto yang instragamable. Dari ilmu yang diperoleh saat kuliah di UNNES, Aji juga mengaplikasikan keahliannya di dunia fotografi, editing dan desain visual untuk membuat bahan promosi. Hasilnya, foto-foto hasil jepretannya banyak di-endorse oleh akun-akun instagram di bidang pariwisata dan banyak dinikmati oleh netizen.

Setiya Aji FLower Farm kini telah menjadi lahan bisnis besar. Oleh sebab itu, Aji bertekad terus mengembangkannya. Untuk memperkaya bekalnya di dunia bisnis, dia pun mengikuti pelatihan kepariwisataan dari Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata, serta mengikuti pelatihan pemandu wisata. Aji juga akan memperkaya varian bunga yang ada di kebunnya itu serta mencoba berbagai inovasi usaha agar usahanya terus bertambah besar dan memberikan manfaat pada warga sekitarnya.

(NS)
  1. Peristiwa
  2. Pendidikan
KOMENTAR ANDA