1. HOME
  2. PROFIL

Abdul Arif, kartunis muda Semarang yang mendunia

"Capaian ini jadi motivasi bagi saya agar lebih giat lagi. Juga buat teman-teman kartunis di Semarang agar tetap semangat menggambar,"

Abdul Arif menunjukkan karikatur yang memenangkan lomba internasional di Turki, belum lama ini.. ©2016 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Contributor : Andi Pujakesuma | Selasa, 13 Februari 2018 16:46

Merdeka.com, Semarang - Lagi, Kota Semarang dibuat bangga atas prestasi anak mudanya. Adalah Abdul Arif, seorang Kartunis muda Kota Semarang yang berhasil menjuarai lomba kartun internasional di Turki sebagai juara pertama pada Sabtu (11/2) lalu.

Pada lomba bertajuk "5th KalDer Bursa International Cartoon Contest, Turkey" itu, Arif meraih penghargaan dengan titel "First Prize." Tentu saja, capaian itu membuatnya patut berbangga dan semakin memacu dalam peningkatan prestasi. "Alhamdulillah. Ini penghargaan internasional pertama saya selama tujuh tahun menggeluti seni kartun," katanya, Selasa (13/2).

Arif menerangkan, Lomba kartun internasional KalDer Bursa dibuka sejak 30 Oktober 2017 lalu dengan mengusung tema "Managing Transformation." Dalam mengikuti lomba itu, Arif mengirimkan dua buah karya terbaiknya. "Informasi dari panitia, ada sebanyak 607 kartun yang masuk ke panitia lomba. Karya tersebut berasal dari 262 kartunis dari 43 negara," katanya.

Pada 22 Januari 2018, Kalder Bursa merilis 112 karya yang masuk nominasi. Karya tersebut telah melewati penjurian awal. Satu karya Arif masuk dalam daftar nominasi tersebut. "Karya saya tersebut selanjutnya ditetapkan sebagai pemenang setelah penjurian akhir pada 9 Februari 2018," imbuhnya.

Karya kartun yang dikirimkan dan menjadi juara dalam lomba itu lanjut Arif diberi judul 'Transformation. Karya tersebut merupakan visualisasi transformasi media cetak ke digital. Melalui karya yang diikutkan lomba itu, Arif menggambarkan seorang ayah didampingi anaknya sedang menata buku. Buku-buku itu tampak menumpuk memenuhi ruangan yang kemudian disusun ke dalam rak berbentuk gawai.

"Yang lagi tren memang isu media digital. Saya tertarik untuk membuat kartun dengan isu itu," kata mahasiswa Kurikulum dan Teknologi Pembelajaran Pascasarjana Unnes itu.

Bagi Arif, penghargaan tersebut sangat berarti baginya. Pria kelahiran Kudus 11 Mei 1989 itu memulai belajar menggambar kartun sejak tahun 2000.  Selama tujuh tahun belajar, baru kali ini karyanya menang lomba. "Tahun lalu, karya saya hanya mentok sebagai finalis di Korea, China, Luksemburg, Belgia, Tunisia dan Turki," tambahnya.

Arif saat ini aktif belajar kartun bersama sejumlah kartunis yang tergabung di dalam Gold Pencil Indonesia. Selain sebagai komunitas, Gold Pencil juga sebagai lembaga yang bergerak di dalam pengembangan dan kajian kartun. Arif didapuk sebagai ketua di komunitas itu. "Capaian ini jadi motivasi bagi saya agar lebih giat lagi. Juga buat teman-teman kartunis di Semarang agar tetap semangat menggambar," ujar Arif yang juga sebagai Ketua Gold Pencil itu.

Selain Arif, sejumlah Kartunis dunia menjadi juara dalam lomba tersebut. Mereka adalah Vladimir Kazanevsky dari Ukraina (Second prize), Constantin Sunnerberg dari Belgia (Third Prize), Giant Sugianto dari Indonesia (Mention 1), Zlatko Krstevski dari Macedonia (Mention 2) dan Nikola Listes dan Kroasia (Mention 3). Satu lagi  Kürsat Zaman dari Turki mendapat Special prize dari Anatolian Caricaturists Society.

(NS) Laporan: Andi Pujakesuma
  1. Peristiwa
KOMENTAR ANDA