"Sebab hal itu akan berdampak buruk selain pada pedagang sendiri juga kepada Pemkot Semarang,"
Merdeka.com, Semarang - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi meminta para pedagang, khususnya kuliner di Kota Semarang tidak mremo atau menaikkan harga tinggi saat Lebaran tiba. Hal itu dikatakan Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi saat mengadakan saresehan bersama para pedagang kaki lima di Kawasan Simpang Lima Semarang, Minggu (3/6) sore.
"Saya ingatkan kepada teman-teman untuk tidak mremo berlebihan saat Lebaran nanti. Sebab hal itu akan berdampak buruk selain pada pedagang sendiri juga kepada Pemkot Semarang," kata Hendi.
Biasanya, lanjut dia, para pedagang sering menaikkan harga barang jualannya sampai 100% bahkan 200% selama Lebaran. Hal itu menurut dia sudah biasa ditemukan di berbagai lokasi tidak hanya di Kota Semarang.
Hendi mengingatkan, pedagang boleh saja menaikkan harga dagangannya, asal tidak terlalu berlebihan. Selain itu, kenaikan harga itu harus diberitahukan kepada para konsumen agar tidak terkejut. "Ya boleh naik, tapi jangan tinggi-tinggi. 10% tidak apa-apa, tapi pelanggan diberitahu agar tidak terkejut," tukasnya.
Menurutnya, mremo berlebihan akan berdampak buruk bagi pedagang. Sebab biasanya, para pembeli enggan kembali ke tempat itu karena harganya terlalu mahal.
"Selain itu, para pedagang kuliner ini juga corong Pemkot Semarang dalam pengembangan pariwisata khususnya wisata kuliner. Kami harap para pedagang dapat menjaga kepercayaan, kenyamanan dan keamanan para wisatawan khususnya saat berkunjung pada libur Lebaran," katanya.
Tak hanya soal harga, Hendi juga meminta para pedagang memperhatikan kebersihan tempat jualan. Meskipun berjualan di tenda PKL, namun kebersihan harus tetap menjadi prioritas. "Seperti di kawasan Simpang Lima ini, selokannya masih bau. Nanti saya minta teman-teman untuk kerja bakti agar lebih bersih dan orang makan juga enak," tukasnya.
Sementara itu, dalam saresehan tersebut, para pedagang mengeluhkan batasan parkir pengunjung di kawasan Simpang Lima. Dinas Perhubungan Kota Semarang membatasi parkir bahu jalan di kawasan Simpang Lima hanya pada pukul 21.00 WIB. "Dengan adanya pembatasan parkir itu, omset pedagang juga mengalami penurunan drastis. Penurunan sampai 70%," kata Ketua Paguyuban PKL Simpang Lima Semarang, Mardi.
Untuk itu, pihaknya meminta Pemkot Semarang khususnya Wali Kota Semarang untuk mengkaji kebijakan itu. Sebab menurutnya, dengan adanya pembatasan jam parkir hanya pada malam hari, pada siang dan sore hari para pengunjung enggan makan di kawasan Simpang Lima karena parkir terlalu jauh. "Kami sudah berkirim surat kepada Pemkot Semarang, DPRD dan Dishub agar kebijakan ini dikaji ulang," ungkapnya.