1. HOME
  2. KABAR SEMARANG

Sambut revolusi industri 4.0, pelaku usaha diminta tak perlu takut

"Semua pelaku usaha harus siap dan mau tidak mau harus menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang ada, termasuk kalangan koperasi."

Deputi Bidang Pengembangan SDM Kementerian Koperasi dan UKM Rully Nuryanto. ©2016 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Sabtu, 13 Oktober 2018 12:31

Merdeka.com, Semarang - Masuknya era revolusi industri 4.0, para pelaku usaha baik Usaha Kecil Menengah (UKM) maupun koperasi diminta tak perlu takut. Pada era tersebut seluruh pelaku usaha diminta bersiap karena akan ada banyak peluang baru.

Hal itu disampaikan oleh Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian Koperasi dan UKM Rully Nuryanto sesaat sebelum menjadi keynote speaker pada seminar nasional "Digital Entrepreneur di Era Millenial" yang diselenggarakan Koperasi Mahasiswa (Kopma) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) di Balairung Kampus UPGRIS, Sabtu (13/10).

"Semua pelaku usaha harus siap dan mau tidak mau harus menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang ada, termasuk kalangan koperasi. Khusus untuk Kopma, kita ingin mereka bisa jadi salah satu faktor pendorong ketika kita bicara soal rebranding koperasi," katanya.

Keberadaan Kopma, kata dia, memiliki SDM yang secara pendidikan berkualitas. Dengan demikian, Kopma diharapkan menjadi pendorong rebranding koperasi. "Saat ini Kementerian Koperasi dan UKM, sedang meluncurkan, menginisiasi yang namanya reformasi total koperasi. Yang terdiri dari tiga langkah, yaitu reorientasi, rehabilitasi dan pengembangan koperasi," bebernya.

Untuk reorientasi, lanjut Rully, koperasi tak lagi berfokus pada kuantitas namun kualitas. Sedangkan pada rehabilitasi, dilakukan perbaikan pada data-data terkait koperasi atau dilakukan pembenahan. "Sementara pengembangan koperasi, kita ingin koperasi berkembang sebagaimana pelaku usaha lainnya. Termasuk, dalam rangka menghadapi revolusi industri 4.0 ini," ujarnya.

Rully menambahkan, untuk kalangan muda pelaku usaha saat ini diharapkan mampu membaca selera pasar. Khususnya pasar bagi kalangan muda atau kaum milenial sendiri. "Kaum milenial sekarang seleranya apa sih? Nah itu juga yang harus diakomodir. Kalau bicara bisnis kuliner, ya jangan hanya mengandalkan rasa (saja). Kaum milenial butuhnya bisa eksis setiap saat," tukasnya.

Oleh sebab itu, Rully menyarakan agar pelaku usaha di bidang kuliner menyediakan tempat yang dibutuhkan oleh kaum milenial. Tempat yang mampu menarik kalangan muda untuk datang dan membeli makanan maupun minuman di tempat tersebut.

"Jadi harus dikasih tempat yang cozzy, yang istilah sekarang yang instagramable lah. Anak-anak muda tidak hanya makan di situ, tapi juga nongkrong, bersosialisasi. Kemudian satu lagi syaratnya biasanya, itu jaringan WiFi pasti harus kencang. Begitu jaringan WiFi yang kencang disediakan, itu bisa ramai, sambil nongkrong secara pelan-pelan hidangan akan mengalir terus," bebernya.

Sementara itu, Rektor UPGRIS Muhdi menyampaikan, untuk Kopma di Kampus UPGRIS terus mengalami perkembangan. Peminatnya juga terus bertambah dari kalangan mahasiswa untuk berwirausaha. "Dan alhamdulillah dengan adanya kerjasama dengan Kementerian Koperasi dan UKM dari tahun ke tahun. Tidak hanya mengadakan kegiatan seperti ini, tapi juga ada pemberian hibah," katanya.

Dipilihnya tema "Digital Entrepreneur" pada seminar tersebut karena memang sudah masuk eranya. Selain itu, pelaku usaha muda, khususnya mahasiswa memiliki modal terbatas. "Kalau kita bicara digital, adalah satu cara untuk meminimalisir modal tapi peluangnya bisa sangat besar. Apakah bisnis digital itu sendiri, atau menggunakan digital," terangnya.

Dia mencontohkan adanya bisnis cendol yang menggunakan teknologi digital sebagai cara pemasarannya yang dipandang efektif. Selain itu, melalui kreativitas pengemasan dan lainnya, cendol yang sebelumnya hanya dinikmati oleh kalangan kaum bawah sekarang bisa diminati oleh berbagai kalangan. "Dengan adanya gerai di mana-mana, cendol sekarang naik kelas. Dipasarkan juga di mall-mall. Kalau dulu kan hanya bisa dijumpai di pinggir-pinggir jalan saja cendol itu," tuturnya.

Muhdi menambahkan, dengan kerjasama antara Kementerian Koperasi dan UKM, sebanyak enam mahasiswa UPGRIS memperoleh hibah untuk pengembangan wirausaha muda. Mulai bidang fashion, kuliner, dan lainnya. Dari kerjasama itu juga diadakan program inkubator wirausaha yang diikuti 30 peserta dan digelar selama empat hari di UPGRIS.

Selain dihadiri oleh Rully Nuryanto, pada seminar tersebut, juga dihadirkan pemateri dari kalangan pebisnis muda. Diantaranya artis Haykal Kamil yang mengelola bisnis kuliner Kal's Chicken dan Danu Sofwan, CEO Radja Cendol.

(NS)
  1. Peristiwa
  2. Pendidikan
KOMENTAR ANDA