1. HOME
  2. KOMUNITAS

Karang taruna di kampung ini gelorakan bangga berbahasa daerah

"Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak segenap masyarakat khususnya remaja menggunakan bahasa daerah,"

Anggota karang taruna Kelurahan Ngemplak Simongan sedang menggelar kegiatan dalam rangka memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional.. ©2016 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Contributor : Andi Pujakesuma | Senin, 19 Februari 2018 15:17

Merdeka.com, Semarang - Puluhan remaja yang tergabung di dalam karang taruna Kampung Jatiwayang, Kelurahan Ngemplak Simongan Kecamatan Semarang Barat mengajak masyarakat bangga menggunakan bahasa ibu. Ajakan itu dilakukan dengan menggelar acara bertajuk 'Basa Ibu Ora Wagu' di Kampung Jatiwayang, Kelurahan Ngemplak Simongan, Minggu (18/2).

Melalui acara itu, para remaja karang taruna Ngemplak Simongan mengajak semua masyarakat khususnya generasi muda untuk tidak lupa akan bahasa ibu, dalam hal ini bahasa daerah. Sebab, selama ini banyak remaja yang enggan menggunakan bahasa tradisi itu dan lebih bangga menggunakan bahasa moderen.

"Kegiatan ini kami gelar untuk menyambut Hari Bahasa Ibu Internasional yang jatuh pada 21 Februari mendatang. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak segenap masyarakat khususnya remaja menggunakan bahasa daerah," kata Ketua Karang Taruna RW 03 Ngemplak Simongan, Afik Dian Christanto.

Afik menerangkan, kegiatan yang dilangsungkan tersebut juga dimeriahkan dengan beberapa kelompok kesenian. Pertunjukkan itu dimulai oleh lagu bocah oleh anak-anak kampung Jatiwayang, kemudian dilanjutkan dengan pertunjukan, syiiran oleh Goenoeng, wayanggaga, dan wayang dongeng.

"Kami sengaja mengundang teman-teman komunitas untuk mempertunjukkan kesenian dalam Bahasa Jawa, supaya anak-anak bisa mendapat pertunjukkan yang khas berbahasa Jawa dan merangsang anak-anak supaya mengenal kembali bahasa daerah," terangnya.

Sementara itu, Budayawan Kota Semarang, Widyo 'Babahe' Leksono mengungkapkan kegembiraannya dapat menyaksikan proses kegiatan karang taruna yang sedemikian hebat. Bagi dia, greget yang dimiliki oleh remaja dalam menjaga bahasa daerah memang harus terus ditunjukkan. "Apalagi dikemas melalui sebuah acara yang menarik. Ini contoh yang sangat bagus. Saya senang dan mengapresiasi," paparnya.

Dia juga mengatakan bahwa perlunya anak-anak diajak mengenal kembali budaya dan bahasa tradisional. Menurutnya, bahasa ibu memiliki nilai yang sangat kuat di masyarakat.

"Melalui bahasa ibu, mengajarkan anak-anak untuk menerapkan sikap saling menghormati. Saling menghormati itu kan budaya kita. Ewuh pekewuh, tepo seliro, empan papan, itu kan budaya yang telah melekat sejak lama. Ada baiknya diterapkan dan dilakukan," bebernya.

(NS) Laporan: Andi Pujakesuma
  1. Peristiwa
  2. Budaya
KOMENTAR ANDA