1. HOME
  2. KABAR SEMARANG

Festival Dalang Semarang, ajang kampanye cinta seni tradisional sejak dini

"Mayoritas memang masih anak-anak karena tujuan kami untuk menumbuhkan rasa cinta kepada seni tradisi,"

Para penari muda Kota Semarang tampil di hadapan dewan juri dalam lomba tari tradisional yang diselenggarakan Disbudpar Kota Semarang di Sobokarti, Minggu (22/4).. ©2016 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Contributor : Andi Pujakesuma | Minggu, 22 April 2018 16:06

Merdeka.com, Semarang - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang kembali menggelar Festival Dalang Semarang. Acara yang dipusatkan di Gedung Kesenian Sobokarti Jalan Dr Cipto Kota Semarang itu diikuti, oleh ratusan peserta.

Tak hanya untuk mencari dalang-dalang cilik, dalam kegiatan itu juga dilakukan aneka kegiatan lain. Seperti lomba tari tradisional, lomba nyungging wayang atau mewarnai wayang dan pawai wayang.

"Ini kegiatan rutin setiap tahun yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang. Tujuannya untuk mengenalkan dan menanamkan rasa cinta seni tradisional kepada para generasi muda," kata wakil ketua panitia, Darmadi, Minggu (22/4).

Darmadi menambahkan, hampir semua kegiatan yang dilakukan melibatkan anak-anak dan remaja. Misalnya festival dalang, sebanyak 40 dalang cilik nantinya akan saling beradu kemampuan dalam mendalang selama empat hari ke depan, hingga Rabu (25/4).

"Sementara untuk lomba tari tradisional, ada 19 tim dengan jumlah peserta 80 anak dari berbagai sanggar tari di Kota Semarang. Mayoritas memang masih anak-anak karena tujuan kami untuk menumbuhkan rasa cinta kepada seni tradisi," tambahnya.

Diakui Darmadi, saat ini sangat sedikit anak yang menekuni kesenian tradisional. Mereka banyak yang suka dengan kesenian modern dari luar negeri. "Untuk itu, kampanye mencintai seni tradisional harus terus dilakukan. Sobokarti sebagai rumah kesenian tradisional akan terus berupaya melestarikan kesenian peninggalan nenek moyang ini," tegasnya.

Disinggung mengenai maskot festival tahun ini yakni Semar, Darmadi mengatakan jika Semar adalah tokoh pemomong sekaligus pengayom dalam dunia pewayangan. Sifatnya yang cerdas, bijaksana, adil dan mengayomi diharapkan dapat ditiru oleh anak-anak zaman sekarang.

"Tokoh Semar ini yang kami kirab, kemudian lomba nyungging wayang atau mewarnai wayang juga kami menggunakan tokoh Semar. Harapannya, sikap baik Semar dapat terpatri dalam hati generasi penerus kita," tukasnya.

Salah satu peserta lomba tari, Citra Widiastuti mengaku senang dapat ikut dalam lomba menari ini. Bocah yang belum genap berusia 10 tahun itu mengaku sangat mencintai seni tradisional. "Senang menari, setiap hari menari. Besok besar ingin jadi penari tradisional yang terkenal," ucapnya.

(NS) Laporan: Andi Pujakesuma
  1. Peristiwa
  2. Pemkot Semarang
KOMENTAR ANDA