1. HOME
  2. KULINER

Food truck festival di Kota Lama hadirkan kuliner lokal dan internasional

"Ini juga bisa mengenalkan Kota Lama yang semakin mendunia."

Food truck berjejer di Kota Lama. ©2016 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Contributor : Andi Pujakesuma | Sabtu, 21 April 2018 01:01

Merdeka.com, Semarang - Sebanyak 50 food truck berjejer memeriahkan UMKM Culinary Festival yang digelar di Kota Lama Semarang 20-22 April. Berbagai jenis kuliner di sajikan pada festival tersebut.

Baik makanan khas dari Tanah Air hingga internasional dijajakan bagi pengunjung yang hadir di tempat itu. Tak hanya makanan, berbagai jenis minuman juga tersedia.

Seperti food truck yang dimiliki oleh Dennis Devito yang menjajakan minuman jenis kopi yang diberi nama Kopi Katro. Pemuda asal Cirebon Jawa Barat tersebut sejak setahun terakhir menggeluti bisnis minuman kopi melalui food truck.

Pemuda berusia 30 tahun tersebut berbisnis melalui food truck dengan memodifikasi mobil VW yang dimilikinya. Baginya, bisnis food truck begitu menjanjikan ketimbang membuka kedai atau warung di tepi jalan.

Dengan food truck, dia mengaku bisa meraup untung Rp 500.000 perhari dan melonjak dua kali lipat, bahkan hingga Rp 2 juta pada akhir pekan dan ketika ada event besar seperti pada UMKM Culinary Festival di Kota Lama saat ini.

"Yang pertama, karena biaya hariannya tidak besar. Cuma butuh dua karyawan dan yang terpenting adalah peralatannya tidak ribet," kata Dennis, di sela pembukaan UMKM Culinary Festival di Kota Lama Semarang, Jumat (20/4) malam.

Untuk membuat food truck, kata dia, biaya yang dibutuhkan juga tidak terlalu besar jika dibandingkan membuka warung. "Untuk modifikasi food truck sekitar Rp 70 juta. Kalau membuka warung bisa habis sampai ratusan juta rupiah. Dengan food truck, kita tidak perlu menyewa lahan, sehingga bisa dibilang lebih menguntungkan," bebernya.

Dia bercerita, bisnis food truck kini tengah menjamur di daerah asalnya. Tiap hari dia menjajakan produknya di Cirebon dan sekali hingga dua kali pergi ke luar kota jika ada event seperti yang saat ini dilangsungkan di Semarang. "Di food truck saya ada 15 jenis kopi khas Indonesia. Dari semuanya, yang paling laris adalah Kopi Gayo, Toraja dan CIbereum," katanya.

Tak berbeda jauh, Muhammad Hasanudin pemilik food truck dengan produk Leker Krepes, mengaku lebih untung jika dibandingkan membuka warung. Dalam setahun terakhir, keuntungannya dengan berbisnis food truck berlipat ganda.

Di kampung halamannya, Kabupaten Pati, food truck sedang booming. Buktinya, dia berani membuka waralaba dengan menyewakan beberapa food truck. "Saya tiap hari jualannya di Taman Winong, sekitar SMP Negeri 8 dan depan kantor Kecamatan Kayen. Prospeknya bagus,," ujarnya.

Sekda Provinsi Jateng Sri Puryono mengapresiasi acara tersebut. DIa berharap, cara UMKM Culinary Festival yang digelar oleh Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah itu harus digelar secara berkelanjutan. "Ini juga bisa mengenalkan Kota Lama yang semakin mendunia. Sebab prospek pariwisatanya semakin bagus. Ini bisa diteruskan di tiap akhir pekan ada event seperti ini," bebernya.

Event UMKM Culinary Festival tersebut juga masuk Rekor Museum Rekor dunia Indonesia (MURI), dengan rekor penjualan kuliner melalui food truk terbanyak. Pemecahan rekor tersebut juga berdekatan dengan HUT Kota Semarang.

(NS) Laporan: Andi Pujakesuma
  1. Peristiwa
  2. Ragam
KOMENTAR ANDA