1. HOME
  2. KABAR SEMARANG

Guru Agama Islam di Semarang Tolak Paham Khilafah dan Dukung Jokowi

"Kami DPD Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Kota Semarang dan Rohis SMA-SMK Kota Semarang, mendukung penuh..."

Wali Kota Hendi berfoto bersama AGPAII Kota Semarang dan Siswa-Siswi Rohis SMA - SMK se-Kota Semarang, Sabtu (16/3).. ©2016 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Contributor : Andi Pujakesuma | Minggu, 17 Maret 2019 19:30

Merdeka.com, Semarang - Ribuan orang yang tergabung dalam Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) Kota Semarang dan Siswa-Siswi Rohani Islam (Rohis) SMA-SMK se-Kota Semarang berkumpul pada Sabtu (16/3).

Mereka secara khusus bersatu untuk melakukan deklarasi menolak tegaknya paham khilafah di Indonesia. Tak hanya itu, mereka pun dengan tegas menyatakan diri mendukung kepemimpinan Jokowi sebagai Presiden Indonesia.

Bertempat di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Kota Semarang, deklarasi tersebut mendapatkan dukungan dari Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi.

Dalam kesempatan itu, pembacaan deklarasi dipimpin oleh pewakilan AGPAII, M Rofi'i dan Dina Al Hida dari perwakilan Rohis SMA Kota Semarang. Pembacaan deklarasi diikuti oleh seluruh peserta yang hadir.

"Kami DPD Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Kota Semarang dan Rohis SMA-SMK Kota Semarang, mendukung penuh kepemimpinan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan menolak sistem negara khilafah di Negara Kesatuan Republik Indonesia. NKRI Harga Mati!" seru mereka serentak.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi sendiri yang hadir dalam kesempatan tersebut mengapresiasi sikap yang ditunjukkan oleh guru pendidikan agama Islam berserta murid rohani Islam dari seluruh Kota Semarang itu.

"Alhamdulillah, tadi seluruh guru pendidikan agama Islam dan Rohis se-Kota Semarang menyampaikan menolak Indonesia dijadikan negara khilafah. Ya inilah NKRI, kita sudah memutuskan dari zaman kemerdekaan kalau dasar negara kita Pancasila," kata Hendi, sapaan akrab Wali Kota Semarang itu.

Hendi juga menyebutkan deklarasi tersebut penting sebagai sebuah penegasan Islam sebagai agama yang Rahmatan Lil 'Alamin, yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua.

"Pesen saya cuma satu, jangan sampai agama kita ini, agama Islam dipakai oleh kelompok tertentu untuk meyebarkan paham yang keras," tegasnya.

Menurutnya, agama Islam adalah agama yang penuh rahmat, dengan sesama harus saling menghargai dan menghormati.

"Sehingga peran guru pendidikan agama Islam sangat strategis untuk membentuk diri anak-anak yang penuh iman dan taqwa, serta cinta, bangga kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia," jelas Hendi.

Di sisi lain, kepada para Guru Agama Islam dan Pelajar Rohani Islam di Kota Semarang, Hendi meminta untuk bergerak bersama memerangi hoaks yang beredar di masyarakat. Hendi menilai, hoaks yang beredar dapat berpotensi memecah belah bangsa, terlebih menjelang pemilu yang akan jatuh pada tanggal 17 April 2019 mendatang.

Wali Kota Semarang itu juga mengajak kepada para guru agama Islam dan Rohis Kota Semarang untuk mengingatkan masyarakat agar tidak terprovokasi pasca insiden penembakan di Christchurch, Selandia Baru, Jumat kemarin.

“Kita ikut berduka pastinya, prihatin karena pelaku diduga membabi buta karena benci dengan kelompok atau agama. Jadi di sini saya minta saudaraku guru agama dan adik-adik Rohis untuk tidak terprovokasi atau memberikan informasi pemahaman yang salah kepada saudara kita yang lain," ungkapnya.

(NS) Laporan: Andi Pujakesuma
  1. Peristiwa
  2. Pemkot Semarang
KOMENTAR ANDA