"Sementara harga-harga lainnya normal dan tidak mengalami kenaikan signifikan seperti tahun-tahun sebelumnya,"
Merdeka.com, Semarang - Harga bahan makanan biasanya selalu mengalami kenaikan cukup signifikan selama Ramadan dan menjelang hari raya Idul Fitri di berbagai tempat. Namun di Kota Semarang, harga makanan dan sembilan bahan pokok (sembako) tetap stabil pada pelaksanaan Ramadan hingga jelang Lebaran tahun ini.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, pihaknya sudah beberapa kali melakukan pantauan atau inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah pasar tradisional dan mal di Kota Semarang. Dari pantauan itu, diketahui jika tidak ada kenaikan yang signifikan dari harga kebutuhan pokok di Kota Semarang.
"Yang naik hanya daging ayam itu juga tidak terlalu banyak karena yang tadinya Rp 32.000 menjadi Rp 36.000 saja. Sementara harga-harga lainnya normal dan tidak mengalami kenaikan signifikan seperti tahun-tahun sebelumnya," kata wali kota yang akrab disapa Hendi ini ditemui usai rapat koordinasi denagan OPD di lingkungan Pemkot Semarang, Selasa (5/6).
Menurutnya, stabilnya harga makanan dan kebutuhan pokok di Kota Semarang dipengaruhi sejumlah faktor. Pertama, didukung inflasi Kota Semarang yang mengalami penurunan per Juni ini sebesar 0,02%. "Data Badan Pusat Statistik menunjukkan ada penurunan inflasi di Kota Semarang pada Juni ini sebesar 0,02%. Dibanding Lebaran tahun lalu, dimana inflasi terjadi 0,35% dan dua tahun sebelumnya bahkan mencapai 1,005%," terangnya.
Selain adanya penurunan angka inflasi itu, kata Hendi, faktor lain juga sangat berpengaruh. Salah satunya stok bahan makanan yang tercukupi sehingga membuat permintaan masyarakat tetap aman. "Kami sudah perintahkan dinas terkait untuk benar-benar memastikan agar stok bahan pangan aman jauh-jauh hari sebelum Ramadan," bebernya.
Hendi menyampaikan, proses pendistribusian bahan makanan dan kebutuhan pokok juga benar-benar diperhatikan oleh Pemkot Semarang. Ditambah dengan adanya pengawasan ketat dari aparat penegakan hukum misalnya kepolisian untuk mengantisipasi adanya penimbunan bahan makanan oleh pengusaha. "Yang tidak kalah penting adalah masyarakat Kota Semarang sekarang sudah menjadi konsumen yang cerdas. Jika ada barang mahal, mereka tetap mencari alternatif lain yang lebih murah, dan tidak terburu nafsu untuk membeli barang tersebut," tambahnya.
Dengan berbagai faktor itulah, lanjut Hendi, Ramadan tahun ini tidak ada lonjakan harga yang signifikan di Kota Semarang seperti tahun-tahun lalu. Pihaknya mengaku ke depan akan terus melakukan terobosan untuk kestabilan harga itu.