"Kelak kalian akan menjadi sarjana yang siap terjun ke masyarakat, baik sebagai pemimpin, profesional, maupun sebagai wirausahawan yang tangguh,"
Merdeka.com, Semarang - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Bambang Soesatyo meminta kalangan mahasiswa memiliki keterampilan berwirausaha. Dengan perkembangan kemajuan teknologi seperti saat ini, mahasiswa harus mampu menangkap peluang untuk menumbuhkan jiwa entrepreneurship.
Hal itu disampaikan Bambang saat memberikan kuliah perdana di hadapan 2.626 mahasiswa baru Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) di Balairung kampus tersebut, Senin (24/9). "Kalian bisa menggunakan gadget kalian untuk menghasilkan uang sendiri. Dengan begitu, kalian tidak perlu lagi membebani biaya selama kuliah kepada orang tua," katanya.
Dia mencontohkan, anaknya yang masih duduk di bangku kuliah pun melakukan hal yang sama. Melalui media sosial yang dapat diakses di smartphone, dapat mengumpulkan pundi-pundi uang sendiri dengan berwirausaha. "Di instagram, karena followers sudah banyak, dia terima endorse produk, dengan begitu memperoleh penghasilan," paparnya.
Bambang juga mengisahkan saat dirinya duduk di bangku kuliah juga melakukan hal yang sama, meski dengan cara berbeda karena keterbatasan perkembangan teknologi saat itu. "Selain aktif di organisasi kampus, saya juga berwirausaha. Dengan begitu saya juga menghasilkan uang sendiri," tukasnya.
Menurutnya, untuk menguatkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia, yang dibutuhkan oleh generasi muda saat ini adalah keterampilan atau kemampuan di bidang kewirausahaan. Sebab, untuk menjadi sebuah negara maju, sekurang-kurangnya harus memiliki kelompok wirausaha sebanyak 2,5 persen dari jumlah penduduk yang dimiliki.
"Pada bidang kewirausahaan atau Global Entrepreneurship Index di tingkat ASEAN, Indonesia berada pada urutan ke-7 setelah Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand, Filipina dan Vietnam," paparnya.
Belum lagi, lanjut dia, pada indeks pendidikan dan juga pembangunan manusia Indonesia masih tertinggal dari negara-negara tetangga di ASEAN. Hal ini menjadi tantangan di bidang SDM Tanah Air untuk mengejar ketertinggalan. "Diperlukan percepatan dan lompatan karena negara-negara lain juga bergerak semakin maju," bebernya.
Menghadapi perubahan yang begitu cepat dan dinamis, perguruan tinggi sebagai salah satu lembaga pencetak SDM, dituntut melakukan penyesuaian agar lulusannya tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat.
"Kepada mahasiswa baru, saya berpesan, jika kalian ingin sukses maka gunakanlah waktu semasa kuliah untuk menyerap ilmu sebanyak-banyaknya. Asah kemampuan dan keterampilan dengan mengikuti berbagai organisasi dan kegiatan, baik intra dan ekstra kampus. Kelak kalian akan menjadi sarjana yang siap terjun ke masyarakat, baik sebagai pemimpin, profesional, maupun sebagai wirausahawan yang tangguh," ujarnya.
Sementara itu, Rektor UPGRIS Muhdi menyampaikan, sebagai perguruan tinggi UPGRIS selalu menyesuaikan dan terus meningkatkan kualitas pembelajaran bagi mahasiswanya. Sebagai salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) UPGRIS secara peringkat sudah masuk pada 100 besar nasional. Pada bidang pengabdian masyarakat masuk peringkat ke-23 dan pada bidang penelitian sudah masuk peringkat ke-66.