1. HOME
  2. KABAR SEMARANG

Pariwisata Kota Semarang butuh peran pegiat wisata untuk promosi

"Wajah Kota Semarang saat ini sudah bergeser dari kota bisnis menjadi kota pariwisata."

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Masdiana Safitri saat memberikan materi dalam acara morning tea dengan pegiat wisata, Rabu (21/3).. ©2016 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Contributor : Andi Pujakesuma | Rabu, 21 Maret 2018 17:28

Merdeka.com, Semarang - Peran komunitas khususnya pegiat wisata sangat penting dalam pengembangan promosi pariwisata Kota Semarang. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Masdiana Safitri di sela morning tea bertema "Support Revitalisasi Kota Lama Menuju World Heritage 2020" di Gedung Oudetrap Kawasan Kota Lama Semarang, Rabu (21/3).

"Untuk itu saya meminta para pegiat wisata di Kota Semarang untuk ikut mempromosikan pariwisata Semarang, salah satunya Kota Lama Semarang. Support yang diberikan yaitu melalui berbagai upaya, khususnya promosi melalui media sosial," kata Masdiana.

Menurut dia, saat ini adalah eranya digital dan banyak sudut di Kota Lama yang sangat digandrungi untuk dimasukkan ke media sosial. Melalui foto-foto yang diunggah ke media sosial, secara otomatis keindahan Kota Lama akan semakin dikenal secara luas. "Kalau semakin sering upload foto maka semakin cepat tersebar," tambahnya.

Dalam acara tersebut, Disbudpar mengundang para pegiat wisata dan seluruh stake holder wisata Kota Semarang. Mereka diminta untuk ikut memberikan dukungan dalam rangka menyongsong Kota Lama menjadi warisan budaya dunia pada 2020 mendatang.

Terlepas dari itu, kata Masdiana, Kota Lama menjadi salah satu destinasi wisata yang menjadi prioritas pengembangan oleh Pemkot Semarang. Sehingga diperlukan sinergitas yang baik dari seluruh stake holder meliputi biro perjalanan wisata, guide, pengelola hotel, restoran dan lainnya.

"Wajah Kota Semarang saat ini sudah bergeser dari kota bisnis menjadi kota pariwisata. Karena itu, diperlukan pengembangan berbagai destinasi wisata yang ada termasuk Kota Lama," paparnya.

Selain Kota Lama, pengembangan destinasi wisata yang juga menjadi prioritas yaitu Hutan Kota Tinjomoyo. Hutan yang merupakan bekas kebun binatang itu kini diubah menjadi pasar digital dengan nama Pasar Semarangan.

"Satu lagi yang juga kami prioritaskan yaitu Desa Wisata Kandri. Untuk menunjang berbagai destinasi itu perlu dilakukan perbaikan lokasinya termasuk aksesnya. Sehingga wisatawan senang berkunjung ke Kota Semarang," ucapnya.

Dengan dukungan para komunitas dan pegiat wisata serta seluruh stake holder, diharapkan jumlah wisatawan yang datang Kota Semarang semakin meningkat. "Pada 2017 lalu jumlah wisatawan mencapai lebih dari 5 juta orang, tahun ini tentu kami harap semakin besar," bebernya.

Sementara itu, Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, saat ini proses pembangunan Kota Lama masih fokus pada perbaikan jalan dan pemasangan ducting. Setelah selesai di Sayangan, pembangunan bergeser ke Jalan Letjend R Suprapto. "Kami harapkan semua on schedule, semua pembangunan selesai pada Desember 2018 mendatang," kata dia.

Terkait persiapan menuju world heritage, pihaknya telah mengumpulkan berbagai dokumen. Namun untuk dossier atau catatan dokumen mengenai Kota Lama, pihaknya akan merujuk pada rekomendasi dari Unesco dan beberapa ahli sejarah agar menjadikan Kota Lama sebagai Kota Kosmopolitan.

Jika menjadi kota kosmopolitan, lanjutnya, maka harus dikaitkan dengan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) sektor perdagangan dan jasa. Namun demikian, berdasar saran dari perwakilan Unesco yang berkunjung, pengkajian Kota Lama tidak hanya berbicara soal sejarah jaman dahulu saja.

"Unesco mengharapkan tidak hanya zaman old tapi juga zaman now. Sehingga harus kita kolaborasikan masa lalu dan ke depannya. Sehingga perekonomian dan pariwisata harus beriringan," tegasnya.

Dia menjadwalkan, berbagai draf dokumen persyaratan world heritage akan dikirimkan kepada Unesco pada September dan akan dilengkapi pada November. "Kami sedang menginventarisir berapa bangunan yang sudah fix dimanfaatkan. Tidak bisa seketika selesai. Banyak tim yang kami libatkan untuk mempelajari sejarah bangunan di Kota Lama," pungkasnya.

(NS) Laporan: Andi Pujakesuma
  1. Peristiwa
  2. Pemkot Semarang
KOMENTAR ANDA