Kota terbaik dalam kategori infrastruktur dan investasi
Merdeka.com, Semarang - Kota Semarang masuk dalam tiga besar kabupaten/kota pada ajang Indonesia’s Attractiveness Index 2018 yang digelar oleh TEMPO media group bersama Frontier Consulting. Untuk tahun ini, Kota Semarang berhasil masuk pada dua kategori sekaligus. Yaitu kota terbaik dalam ‘infrastruktur’ dan kota terbaik dalam ‘investasi.’ Untuk keperluan itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi memaparkan inovasi-inovasi serta program-program kebijakan yang telah dilakukannya sejak terpilih menjadi Wali Kota Semarang pada Februari 2016 silam.
Bertempat di Gedung Tempo lantai 8 Palmerah Barat Jakarta, Senin (16/7), Hendi, panggilan akrab Hendrar Prihadi, memaparkan program kerja di depan dewan juri ajang itu. Para dewan juri terdiri atas Bambang Harimurti dari TEMPO, Handi dari Frontier, pengamat ekonomi Faisal Basri dan Aviliani.
Pada kesempatan itu, Hendi menguraikan bahwa dalam kurun waktu lima tahun terakhir Kota Semarang terus menunjukkan kemajuan yang luar biasa. Di setiap menjalankan kebijakan, dirinya selalu membuka ruang partisipasi penduduk seluas-luasnya dan mengajak empat unsur P, yakni pemerintah, pengusaha, pewarta dan penduduk untuk bergerak bersama di dalam melaksanakan pembangunan.
“Hasilnya dapat dilihat dari adanya enam komponen fasilitas gratis untuk masyarakat yaitu kesehatan gratis, pendidikan gratis, kantor gratis berupa co-working space pada Semarang Digital Kreatif, transportasi gratis, internet gratis dan juga gas gratis yang terealisasi dalam wujud gas methan dari TPA Jatibarang ke 150 rumah yang ada di sekitarnya," jelas Hendi.
Pemerataan pembangunan di berbagai wilayah di Kota Semarang, lanjut dia, juga tidak luput dari perhatian. Sehingga dari apa yang telah dilakukan tersebut, menjadikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Semarang menyalip kota lain. Jika sebelumnya di tahun 2011, IPM Kota Semarang masih di bawah Kota Surabaya dan Kota Bandung, namun di tahun 2017, IPM Kota Semarang menjadi yang tertinggi, yaitu 82,01.
Tidak hanya IPM, lingkungan kumuh juga berhasil diturunkan dari yang semula 415 hektar tahun 2015 menjadi 300 hektar di tahun 2017. “Masuknya Kota Semarang ke dalam dua kategori Indonesia’s Attractiveness Index 2018 merupakan bukti bahwa apa yang kita kerjakan bersama sudah on the right track. Semua komponen masyarakat telah mampu menjalankan perannya masing-masing dengan sangat luar biasa," tutur Hendi.
Dia juga berharap dapat menjadi yang terbaik dalam ajang tersebut. Dirinya meminta doa dan dukungan dari seluruh masyarakat Kota Semarang agar apa yang dicita-citakan dapat terwujud. “Mudah-mudahan tahun ini kita bisa menjadi yang terbaik," pungkasnya.