“Ini pengalaman pertama mereka bertanding di kancah internasional,”
Merdeka.com, Semarang - Kontingen atlet Taekwondo asal Semarang berhasil mengibarkan bendera Merah Putih di Negeri Jiran Malaysia. Mereka berhasil menyabet total 7 medali di turnamen CK12th Classic International Open Taekwondo Championship yang digelar di Stadium Malawati, Shah Alam, Selangor, Malaysia 24 hingga 26 Agustus 2018.
Sejumlah medali berhasil dibawa pulang oleh para peserta yang masih anak-anak itu antara lain medali emas, perak maupun perunggu. Para atlet belia tersebut berhasil membuat Indonesia Raya bergema di negara tetangga. Turnamen taekwondo internasional itu diikuti oleh 24 negara.
Prestasi yang diraih tersebut begitu membanggakan. Apalagi mereka berangkat dengan biaya sendiri, alias swadaya. Maklum, mereka bertanding di kancah internasional karena utusan klub di bawah UTI Pro, jadi tidak ada bantuan finansial dari negara. Meskipun, mereka juga berjuang untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Para atlet kecil tersebut kini sudah kembali ke Semarang secara bertahap. Pada Selasa (28/8) dini hari hingga pagi, mereka tiba di Stasiun Poncol, Kota Semarang, menggunakan kereta ekonomi dari Jakarta.
Pelatih mereka, Sabeum Tri Agung, mengakui, khusus untuk para atlet putra yang dikirimnya memang belum bisa menyumbang medali. Rata-rata terhenti di perempat final.
“Semua atlet yang berlaga, menang atau kalah, telah mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dan mampu mengukur bahwa kita, Indonesia, kita Semarang, mampu bersaing di kancah internasional,” kata Sabeum Tri Agung.
Dia berharap, prestasi dan keswadayaan ini mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kota Semarang maupun Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Pelatih lainnya, Sabeum Rahmat, mengatakan hasil ini sangat memuaskan. “Ini pengalaman pertama mereka bertanding di kancah internasional,” kata dia.
Salah satu Taekwondoin yang meraih medali, Najwa Aliya Putri, mengakui persaingan di kancah internasional itu lebih berat. “Tapi seneng, bisa ketemu lawan baru, ketemu yang lain (dari negara lain),” ucap Najwa malu-malu.
Sementara itu, Rumah Pancasila dan Klinik Hukum di Semarang di bawah kepemimpinan Theodorus Yosep Parera, memberikan penghargaan kepada para atlet Taekwondo yang berprestasi di ajang turnamen tersebut.
Adapun penghargaan yang diberikan, untuk peraih emas diberikan uang penghargaan Rp1,5 juta, perak Rp1 juta dan perunggu Rp500 ribu. Sebelumnya, Rumah Pancasila dan Klinik Hukum ini juga memberikan uang saku bagi mereka yang berangkat tanding ke Malaysia.
Pendiri Rumah Pancasila dan Klinik Hukum, Yosep Parera, menyebut perhatian adalah yang utama, bukan besarnya nilai materi. Ini diharapkan jadi semangat anak-anak muda Indonesia untuk berprestasi di bidang olahraga, bisa jadi mata pencaharian mereka, lapangan pekerjaan mereka dari prestasi yang mereka buat.
“Sehingga tidak terjerumus ke hal negatif seperti narkoba maupun kejahatan lain. Ke depan kenakalan remaja di Kota Semarang bisa dikurangi. Itulah tujuan kehadiran Rumah Pancasila,” kata Yosep.
Rumah Pancasila dan Klinik Hukum juga telah memprakarsai dengan mengirimkan surat pada awal pekan ini kepada Wali Kota Semarang dengan tembusan Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga (Dispora) Kota Semarang agar para atlet ini dapat bertemu langsung dengan Wali Kota Semarang untuk diberikan motivasi. Yosep menyebut Wali Kota sudah menyanggupi untuk menerima para atlet ini.
“Dengan motivasi ini dan dilihat oleh publik, maka anak-anak SD, SMP, SMA, yang berprestasi dalam bidang olahraga apapun akan semakin semangat untuk mengembangkan bakat dan prestasi mereka di dalam wilayah nasional, maupun wilayah Asia maupun internasional,” pungkasnya.