1. HOME
  2. KABAR SEMARANG

Wali Kota Hendi jadi simbol reformasi di daerah

"Pak Wali Kota seperti ini adalah standar baru dalam pemerintahan di Indonesia,"

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyampaikan materi saat diundang sebagai narasumber diskusi di JS Luwansa Hotel, Kuningan, Jakarta, Rabu (30/5).. ©2016 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Contributor : Andi Pujakesuma | Rabu, 30 Mei 2018 20:44

Merdeka.com, Semarang - Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi secara khusus diundang oleh Transparency International untuk berbicara terkait kesuksesannya melakukan reformasi di wilayah Kota Semarang. Selain itu, dia juga diminta berbicara dalam menghapus praktik-praktik korupsi yang dulu terjadi.

Kegiatan itu berlangsung di JS Luwansa Hotel, Kuningan, Jakarta, Rabu (30/5). Hendi, panggilan akrab Wali Kota Semarang itu hadir sebagai narasumber dalam kegiatan "Ngobrol Bareng Wali Kota, Melawan Korupsi di Daerah", yang diselenggarakan oleh Transparency Internasional dalam rangka memperingati 20 tahun reformasi Indonesia.

Transparency International sendiri merupakan sebuah organisasi nirlaba internasional berbasis di Jerman yang didirikan untuk memerangi korupsi di berbagai daerah termasuk di Indonesia.

Diundangnya Hendi sebagai pembicara karena dianggap mampu memberikan contoh bagi daerah-daerah lain. Apalagi baru saja Wali Kota Hendrar Prihadi memperoleh predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan keuangan tahun anggaran 2017 dari BPK Perwakilan Provinsi Jawa Tengah, menjadikan setiap orang/instansi ingin tahu rahasia yang dilakukan Wali Kota Semarang ini.

“Korupsi harus diberantas habis sampai ke akar-akarnya. Memang awalnya sulit, tapi bisa dimulai dari diri kita sendiri melakukan hal-hal yang positif," papar Hendi.

Sekjen Transparansi Internasional (TI), Dadang Tri Sasongko menuturkan, diundangnya Wali Kota Hendi menjadi sebuah catatan bahwa reformasi tak hanya penting di Jakarta saja. Namun reformasi juga penting dilakukan oleh pemimpin di daerah seperti Kota Semarang.

"Dalam kegiatan justru diskusinya adalah terkait tantangan apakah reformasi yang sudah berhasil dilakukan ini dapat juga dilanjutkan oleh wali kota selanjutnya? Ini penting didiskusikan, walaupun terdengar agak sulit," ujar Dadang.

Menurut Dadang, apa yang dilakukan Hendi dalam menjalankan kepemimpinannya adalah contoh bagaimana reformasi birokrasi yang baik. "Pak Wali Kota seperti ini adalah standar baru dalam pemerintahan di Indonesia," tambahnya.

Di tempat yang sama, Direktur katadata.co.id, Metta Dharmasaputra menegaskan jika konsep pembangunan yang dijalankan di Kota Semarang saat ini adalah sangat real dan berimplikasi pada kesejahteraan rakyat. "Tidak mudah menyelaraskan apa yang berjalan di pusat dengan apa yang berjalan di daerah," tutur Metta.

Dia menerangkan, daerah yang kaya sering tidak sebanding dengan kesejahteraan rakyatnya. Maka itu dibutuhkan pemimpin daerah seperti ini yang mau langsung terjun untuk memastikan perubahan atas kondisi tersebut.

Sejumlah pencapaian yang dianggap merepresentasikan perubahan di Kota Semarang antara lain misalnya meningkatkan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjadi 82,01 di tahun 2017, yang mana telah melampaui kota-kota besar lainnya seperti Bandung dam Surabaya.

Selain itu, nilai investasi Kota Semarang juga meningkat drastis, dari yang semula hanya senilai Rp 0,9 triliun di tahun 2011 menjadi Rp 20,5 triliun di tahun 2017.

(NS) Laporan: Andi Pujakesuma
  1. Peristiwa
  2. Pemkot Semarang
KOMENTAR ANDA