"Tak ada ritual kultural Nusantara khususnya Jawa selain Meruwat!"
Merdeka.com, Semarang - Sejumlah tokoh dan anak muda yang tergabung dalam berbagai organisasi lintas agama menggelar acara Ngabuburit Meruwat Negeri Pancasila.
Acara yang dihelat di Pastoran Johanes Maria Unika Soegijapranata Kota Semarang, Sabtu (1/6) itu digelar khusus untuk memperingati hari kelahiran Pancasila. Dalam kegiatan itu, digelar sejumlah acara seperti pembacaan puisi, aksi teatrikal dan lain sebagainya.
"Ngabuburit Meruwat Negeri Pancasila disemarakkan oleh Penyair Teatrikal Sosiawan Leak, Doa UntukMu Indonesia Aloys Budi Purnomo Pr, serta Ritual Ruwatan secara lintas agama oleh para pemuka lintas agama," kata Ketua Panitia Taslim Sahlan.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi juga hadir dalam kegiatan itu. Bersama para tokoh, Hendi memberikan Ular-ular Kebangsaan dalam acara yang dipandu oleh seniman sekaligus Budayawan Tosan Aji Gedongsongo, Ungaran dan Tembang Macapat Ki Broto Siwakul.
"Pancasila melandasi dan menjiwai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam spirit Bhinneka Tunggal Ika dengan konstitusi Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Namun saat ini, Pancasila sedang dirongrong oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab sehingga kami berupaya menjaganya dengan cara ruwatan ini," terangnya.
Dalam puisinya, Romo Aloys Budi Purnomo membacakan puisi tentang kondisi itu. Ia menerangkan, bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sedang dirasuki Sukerta. Sukerta mencabuti bulu-bulu Garuda Pancasila sebagai landasan dan jiwa hidup bangsa.
Sukerta haus kuasa menghalalkan segala cara dengan tipuan murahan, namun laris manis disantap siapa saja yang terbuai rayuannya hingga dari mulutnya muntahlah kata-kata benci dan permusuhan kepada pihak lain yang berbeda. Dari matanya, melesat dendam kesumat kepada siapa saja yang dianggap menghambat kekuasaan bagai syahwat. Dan dari tangannya terlontar batu-batu kekerasan bahkan diangkut dengan ambulan.
Sukerta merusak Pancasila, menghancurkan NKRI, merobek-robek Bhinneka Tunggal Ika dan melawan UUD 1945. Negeri Pancasila sedang dirasuki sukerta yang merusak tatanan etika sosial politik dengan repetisi kebohongan dan provokasi kekerasan
"Tak ada ritual kultural Nusantara khususnya Jawa selain Meruwat! Meruwat demi membuang dan menghancurkan Sukerta bukan dengan aksi kekerasan melainkan aksi kearifan. Mungkin Sukerta itu menyusup dalam diriku atau dirimu atau diri mereka atau diri siapa saja yang lupa bahwa kita adalah Pancasila dan Pancasila adalah kita," tegasnya.
Acara tersebut digelar atas kerja sama antara Pelita, Campus Ministry Unika Soegijapranata, Gusdurian Semarang dan Komunitas Karya Kerasulan Jurnalistik INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan. Sejumlah tokoh FKUB juga hadir dalam acara itu.