"Undip adalah kampus rakyat yang dipenuhi rasa welas asih,"
Merdeka.com, Semarang - Universitas Diponegoro (Undip) Semarang mengukuhkan 11.381 orang yang dinyatakan diterima sebagai mahasiswa baru. Jumlah tersebut terdiri dari 140 orang pada program doktoral, 964 pada program magister, 142 orang dari program spesialis, 16 orang program profesi, 8.239 program sarjana dan 1.896 program vokasi.
Pengukuhan mahasiswa baru Undip tersebut dipimpin langsung oleh Rektor Undip Prof Yos Johan Utama di Stadion Undip, Kampus Undip Tembalang, Senin (6/8). Di hadapan belasan ribu mahasiswa baru tersebut, Prof Yos menyampaikan bahwa Undip adalah kampus rakyat. Undip tidak hanya melayani mereka yang berasal dari golongan ekonomi berkecukupan saja, melainkan juga mereka yang berasal dari golongan tidak mampu secara ekonomi.
"Undip adalah kampus rakyat yang dipenuhi rasa welas asih, sebab Undip tidak hanya melayani mahasiswa yang berkemampuan ekonomi tetapi Undip dengan tegas memberikan jaminan akan melayani mahasiswa yang tidak mampu minimal 20% dari kuota yang ada. Dan bahkan ternyata Undip telah memberikan akses bagi lebih 30% mahasiswa yang tidak mampu baik melalui program bidikmisi maupun penetapan UKT kelompok 1 dan 2 serta 3. Tahun ini saja ada lebih dari 1.000 mahasiswa (tidak mampu) yang diterima Undip,” ujarnya seperti dikutip dari press release Humas Undip.
Prof Yos menyampaikan, sebagai kampus pemersatu, Undip laksana Indonesia mini karena memiliki mahasiswa yang berasal dari latar belakang suku yang berbeda-beda. "Di Undip tidak ada semangat kesuku-sukuan, tidak ada Suku Papua, Suku Jawa, Suku Batak, Suku Bugis karena kita semua adalah insan-insan yang cinta NKRI, karenanya kita adalah satu rakyat Indonesia,” bebernya.
Dia juga dengan tegas mengatakan bahwa Undip tidak menoleransi adanya paham radikalisme, kesukuan, ras dan lain-lainnya. Undip menentang dengan tegas paham-paham yang bertentangan dengan ideologi bangsa, yakni Pancasila. "Mari kita kembangkan dan laksanakan paham-paham Undip yakni paham kerja keras, paham kejujuran, paham tertib waktu, paham toleransi, paham kasih sayang, paham inovasi, jiwa kesatria, jiwa bertanggungjawab dan jiwa yang tawadlu dan tawakal," katanya.
Lebih lanjut Prof Yos menyampaikan, Undip mendidik para mahsiswanya untuk menjadi penebar virus kasih sayang. Oleh sebab itu, segala bentuk kekerasan seperti perpeloncoan di kampus secara tegas dilarang. Bahkan pihaknya tak segan memberikan sanksi kepada pelaku perpeloncoan di kampus. "Kami tidak akan segan men-drop out kepada pelaku serta sanksi disiplin keras untuk staf pengajar yang melakukan pembiaran terjadinya perpeloncoan, Undip tidak akan pernah mentolelir perilaku kasar,” tukasnya.
Pada pengukuhan mahasiswa baru 2018 tersebut, rektor secara simbolis melakukan pemasangan jaket almamater kepada beberapa mahasiswa baru. Di antara para mahasiswa baru ini terdapat 8 orang mahasiswa warga negara asing dari berbagai negara, antara lain Senegal, Timor Leste, Uganda, Sudan, Libya dan Nigeria.