1. HOME
  2. KABAR SEMARANG

Tahun ini, Pemkot Semarang targetkan semua pasar terapkan e-retribusi

“Penerapan e-retribusi ini jelas untuk optimalisasi pendapatan pajak dan retribusi Kota Semarang."

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi memberikan kartu Semarang Hebat sebagai alat pembayaran e-retribusi kepada pedagang Pasar Sampangan, Kamis (31/5).. ©2016 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Contributor : Andi Pujakesuma | Kamis, 31 Mei 2018 15:11

Merdeka.com, Semarang - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang terus mengebut dalam penggunaan pembayaran non tunai retribusi pedagang pasar. Setelah diluncurkan di Pasar Pedurungan beberapa waktu lalu, kali ini Pemkot Semarang meluncurkan kembali e-retribusi di Pasar Sampangan Kota Semarang.

Peluncuran e-retribusi itu dipimpin langsung oleh Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. Didampingi Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryati Rahayu dan CEO BNI Kanwil Semarang, Muhammad Harsono, secara simbolik kartu e-retribusi tersebut dibagikan kepada para pedagang.

“Penerapan e-retribusi ini jelas untuk optimalisasi pendapatan pajak dan retribusi Kota Semarang. Selain itu, juga berfungsi untuk mendidik masyarakat khususnya pedagang untuk terbiasa menggunakan transaksi non tunai dalam kehidupan sehari-hari,” kata Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu, Kamis (31/5).

Hendi menambahkan, saat ini sudah ada puluhan pasar di Kota Semarang yang sudah menerapkan e-retribusi. Pihaknya menargetkan, tahun ini semua pasar di Kota Semarang sudah menerapkan sistem pembayaran non tunai itu. “Dengan begitu, maka kami harapkan pendapatan pajak daerah dari sektor retribusi pedagang pasar dapat meningkat 100%,” paparnya.

Lebih lanjut Hendi menambahkan, banyak sekali keunggulan dari penerapan e-retribusi tersebut. Pertama, penerapan e-retribusi dapat meminimalisir tingkat kebocoran retribusi karena uang yang dibayarkan akan langsung ditransfer ke kas Kota Semarang. Selain itu, transaksi yang dilakukan juga lebih rigid dan detil sehingga pemantauan dapat mudah dilakukan.

“Selain itu, transaksi non tunai memang sekarang sedang tren. Hal itu dikarenakan biaya perawatan uang tunai itu cukup besar. Dengan transaksi non tunai, maka biaya perawatan uang tunai itu tidak dibutuhkan, dan dapat dialihkan untuk keperluan lainnya, ” bebernya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Fajar Purwoto menerangkan, sudah ada 30 pasar yang menerapkan e-retribusi tersebut. Dengan diluncurkannya e-retribusi, pihaknya optimistis target retribusi yang ditetapkan oleh Pemkot Semarang sebesar Rp 30 miliar tahun ini dapat tercapai.

”Kami optimistis dapat tercapai, tahun lalu saja target Rp 17 miliar tercapai, padahal masih menggunakan transaksi manual. Dengan e-retribusi ini, maka kami yakin akan tercapai dengan mudah, ” tegasnya.

Fajar menerangkan, di Kota Semarang terdapat 52 pasar besar yang tersebar di seluruh pelosok Kota Semarang. Tahun ini, pihaknya menargetkan semua pasar sudah menerapkan e-retribusi. “Sementara di tahun 2019 nanti, kami targetkan Pedagang Kaki Lima (PKL) dan pasar-pasar kecil dapat menerapkan e-retribusi ini,” ungkapnya.

(NS) Laporan: Andi Pujakesuma
  1. Peristiwa
  2. Pemkot Semarang
KOMENTAR ANDA