1. HOME
  2. KABAR SEMARANG

Wali Kota Hendi bongkar WC terpanjang di dunia

"...sudah saya buka (bongkar) semua mas dengan semangat Water Front City,"

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyampaikan keberhasilannya dalam menangani persoalan banjir dan rob dengan melakukan normalisasi sejumlah sungai di Kota Semarang.. ©2016 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Contributor : Andi Pujakesuma | Minggu, 02 September 2018 18:13

Merdeka.com, Semarang - Kota Semarang disebut memiliki Water Closet (WC) terpanjang di dunia. Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua DPD RI Akhmad Muqowam yang juga Ketua DPP IKA Universitas Diponegoro (Undip) saat diminta untuk memberi kata sambutan dalam seminar yang diselenggarakan oleh DPC IKA Undip Kota semarang dengan tema "Penanganan Rob dab Banjir di Kota Semarang," di Balai Kota Semarang. “Saya kira yang menjadi persoalan di Kota Semarang dulu adalah drainasenya, di mana Semarang punya WC terpanjang di dunia," kata Akhmad.

Pernyataan tersebut langsung diklarifikasi oleh Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi yang pada saat itu hadir sebagai Ketua Dewan Penasehat DPC IKA Undip Kota Semarang. Wali Kota yang akrab disapa Hendi tersebut menegaskan bahwa tidak ada lagi WC terpanjang di dunia pada wilayah yang dipimpinnya.

Dia menjelaskan bahwa melalui upaya normalisasi sungai di Kota Semarang, seluruh WC tidak permanen yang berada di atas sungai sudah dibongkar semua. “Kalau WC terpanjang di dunia yang dimaksud Mas Muqowam adalah Kali Semarang, hari ini sudah saya buka (bongkar) semua mas dengan semangat Water Front City," katanya.

Hendi menyontohkan, pada sungai yang ada di belakang Pasar Kembang Kalisari, saat ini fungsinya sudah untuk wisata dan pemancingan. Hendi juga menegaskan jika Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang serius menangani permasalahan rob dan banjir di Kota Semarang. "Ada empat sistem drainase di Kota Semarang, yang sudah selesai pembenahannya adalah sistem drainase Semarang Barat dan Semarang Tengah," jelasnya.

Menurutnya, apa yang disampaikan Muqowam tersebut adalah Kota Semarang pada 2002 lalu. "Saya bicaranya mulai tahun 2012 dimana pembangunan sistem drainase Semarang Tengah dimulai," tegas Hendi.

Termasuk, lanjut Hendi, pihaknya telah melakukan program normalisasi Sungai Banjir Kanal Barat (BKB), pembuatan Polder Semarang Utara, Pembuatan Waduk Jatibarang selesai di tahun 2013. Kemudian, saat ini Pemkot Semarang melanjutkan program pembangunan sisitem drainase pengendalian rob dan banjir di wilayah Timur Kota Semarang. "Alhamdulillah sekarang warga Bulu, warga di Tanah Mas, warga di sekitar Lemah Gempal sudah tidak kena banjir dan rob," tegasnya.

Pihaknya mengaku sedang terus mengebut melanjutkan pembangunan untuk mengatasi banjir dan rob di wilayah Timur Semarang. "Saat ini kami lanjutkan di wilayah Timur, karena ini mendesak juga. Kalau rekan-rekan melewati Kaligawe, waduh banjir, waduh rob padahal ini jalur utama, ini sangat mendesak, di situ ada lima sungai, Kali Banger, Banjir Kanal Timur, kemudian ketiga Kali Tenggang, keempat Kali Sringin dan kelima Kali Babon," bebernya.

Jika program drainase di wilayah Timur ini tuntas, Hendi menegaskan jika persoalan rob dan banjir di sepanjang Kaligawe yang merupakan jalur utama Pantura 2019 bisa terlewati dengan lancar karena kondisinya sudah bebas banjir dan rob.   

"Kelima sungai yang saya sebut di atas hari ini sedang dikerjakan normalisasinya. Insya Allah tuntas di 2019, panjenengan lewat sepanjang Kaligawe bisa lancar, nggak ada rob, nggak ada banjir. Orang yang rumahnya di Perumahan Genuk Indah rob, mulai tahun depan tidak," pungkasnya.

(NS) Laporan: Andi Pujakesuma
  1. Infrastruktur
  2. Pemkot Semarang
KOMENTAR ANDA