Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi meminta kepala dinas di sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Semarang tidak tertekan dengan target-target yang diberikan. Justru, target tersebut harus dijadikan motivasi untuk meningkatkan kinerja agar lebih baik.
Hal itu disampaikan Wali Kota yang akrab disapa Hendi, dalam acara Forum Group Discussion (FGD) tentang "Optimalisasi Pendapatan Retribusi Daerah" di Semarang, Selasa (27/2). "Tujuan kami lakukan FGD ini adalah agar kawan-kawan bisa memenuhi target retribusi yang dibebankan kepada OPD masing-masing. Banyak hal koreksi di tahun lalu yang menyebabkan sejumlah target meleset," kata Hendi.
Hal utama penyebab melesetnya target, lanjut dia, adalah kurangnya inovasi dari OPD. Mereka hanya mengeluh dan merasa terbebani dengan target pendapatan dari sektor retribusi. "Mereka hanya mengeluh beban terlalu berat, sementara inovasi tidak ada. Makanya kami menggelar FGD ini agar harapannya ke depan ada progres," katanya.
Menurut Hendi, jika orang bekerja dengan tertekan, maka hasilnya tidak akan maksimal. "Ending-nya hanya mengeluh dan mencari alasan saja, tanpa melakukan inovasi atau gerakan apapun," paparnya.
Dia menambahkan, kinerja kepala dinas harus ditingkatkan. Mereka diminta untuk mencintai pekerjaan dalam bekerja. Untuk mewujudkan target, pimpinan OPD harus menikmati pekerjaan yang dijalani dan harus ikhlas dalam bekerja, selain tetap mengedepankan inovasi dan kreatifitas.
"Target jangan jadi tekanan, target adalah hal yang harus dicapai. Kalau diperlukan melakukan revolusi kerja, ya haru dilakukan. Jadi kalau dulu berangkat pagi pulang sore, sekarang belum pulang kalau pekerjaan belum selesai," tambah dia.
Hendi membeberkan, untuk tahun 2017 lalu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor retribusi terbesar didapat dari Bea Perolehan Hak Tanah dan Bangunan (PBHTB). "Kedua pendapatan dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan ketiga dari sektor restoran, hotel dan sebagainya," tukasnya.
Untuk itu, melalui FGD yang digelar tersebut, pihak OPD akan terus meningkatkan inovasi dalam pendapatan retribusi. Sebab retribusi dapat menjadi penyumbang PAD yang cukup besar. "Saat ini saja, pertumbuhan restoran di Kota Semarang dari 2011 hingga 2017 naik 100%. Kalau dulu hanya 300-an, sekarang sudah ada 600 lebih. Jadi itu harus dimaksimalkan untuk mendukung pembangunan Kota Semarang," pungkasnya.