1. HOME
  2. KULINER

Koling, kedai kopi keliling yang selalu ditunggu penikmat kopi

Cita rasa kopi ala cafe dengan harga PKL.

Kedai Kopi Keliling Koling. ©2016 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Contributor : Andi Pujakesuma | Jum'at, 26 Oktober 2018 16:57

Merdeka.com, Semarang - Minum kopi kini telah menjadi gaya hidup. Tidak hanya orang tua, generasi milenial kini juga keranjingan dengan minuman nikmat ini.

Terbukti dengan banyaknya kedai-kedai kopi yang menjamur di kota-kota besar di Indonesia, salah satunya di Kota Semarang. Di Kota ATLAS, menemukan kedai kopi saat ini begitu mudah karena hampir di semua sudut ada warung ngopi.

Namun ada satu warung kopi yang cukup unik di Kota Semarang. Adalah ‘Koling’ kepanjangan dari Kopi Keliling. Sesuai dengan namanya, kedai atau warung kopi ini berjualan keliling menyusuri jalanan di kawasan Kota Semarang dengan menggunakan gerobak.

Biasanya, Koling dapat ditemui di sekitaran Jalan Nakula Raya kawasan Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Kerennya lagi, kopi yang dijual bukanlah kopi instan yang langsung diseduh, melainkan masih berbentuk biji kopi lokal khas Indonesia.

Ada sejumlah kopi pilihan yang tentunya terbaik di Indonesia, seperti kopi Temanggung, Aceh, Bali, hingga Toraja. Arabica, Robusta, semuanya tersedia.

Biji-biji kopi tersebut kemudian di-roasting dengan suhu panas kemudian diseduh dengan air panas hingga menghasilkan sari kopi terbaik untuk dinikmati. Meski dijual keliling di pinggir-pinggir jalan, namun rasa yang ditawarkan tidak kalah dengan kopi yang ada di coffee-shop, coffe house atau cafe.

Namun tentunya, harga yang dibanderol oleh penjual Koling lebih murah dari harga cafe. Jika biasanya secangkir kopi di cafe bisa berharga puluhan ribu rupiah, di Koling anda cukup membayar Rp 8.000 hingga Rp 15.000 saja.

“Kita buka siang malam. Yang bertugas, kita gantian. Biasanya sering mangkal di Jalan Nakula Raya,” kata Bagas, penjual Koling.

Koling di Jalan Nakula, kata Bagas, mulai beroperasi sejak Januari 2017 silam. Dipilihnya lokasi ini tak lepas dari keberadaan kampus dengan mahasiswa cukup banyak. “Banyak mahasiswa, banyak lalu-lalang orang, kenapa tidak kita tawarkan sajian kopi ini,” bebernya.

Selain di Jalan Nakula, lanjut Bagas, Koling di Kota Semarang juga beroperasi di kawasan Peleburan, dan kampung Semawis.

Kehadiran Koling ini mendapat apresiasi dari para pecinta kopi. Yanto, 33, misalnya, dia mengaku sudah menjadi pelanggan tetap Koling sejak beberapa tahun lalu.

“Pilihan kopinya banyak dari seluruh Indonesia. Proses penyajiannya juga unik karena masih berupa biji. Selain itu harganya murah sekali, jadi dapat menikmati kopi ala cafe dengan harga PKL,” ucapnya.

(NS) Laporan: Andi Pujakesuma
  1. Ragam
KOMENTAR ANDA