1. HOME
  2. GAYA HIDUP

Makanan sehat saja tak cukup, gizi harus seimbang

"Sedangkan, makanan sehat tidak pernah dalam bentuk kemasan,"

Pakar Gizi dr Tan Shot Yen. ©2016 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Sabtu, 11 Agustus 2018 22:39

Merdeka.com, Semarang - Pakar gizi dr Tan Shot Yen menyebutkan, pola makan yang baik bagi tubuh agar sehat tak melulu merujuk pada konsumsi makanan sehat saja. Namun juga harus seimbang kandungan gizinya seperti yang dibutuhkan oleh tubuh.

Hal itu disampaikannya pada pekan menyusui sedunia atau world breastfeeding week (WBW) 2018, hari ini (11/8) di Resto Basilia Jalan Menteri Supeno No 13 A, Semarang yang diselenggarakan oleh Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Jawa Tengah.

Dia juga menyampaikan bahwa makanan sehat bukan hanya makanan yang tidak mengandung pengawet dan pewarna makanan saja. Melainkan bagaimana makanan tersebut saat dikonsumsi masih mirip dengan bentuk asalnya tanpa melalui banyak proses hingga menghilangkan kandungan nutrisinya.

"Makan dikatakan seimbang, ketika ada asupan karbohidrat, protein dan lemak. Karbohidrat sehat memiliki syarat lambat dicerna menjadi gula, memiliki kandungan serat tinggi, kaya dengan antioksidan, kaya dengan enzim dan bersifat alkalis. Karbohidrat yang baik bukan rafinasi. Sesuatu berasal dari alam tanpa dilucuti melalui berbagai proses,” ujarnya seperti dikutip dari release AIMI Jawa Tengah.

Dia menyebutkan, masih ada anggapan keliru di tengah masyarakat terkait beberapa jenis sumber makanan sehat. Sebagai contoh sederhana, adalah antara opor dan sosis. Banyak beranggapan bahwa makanan dengan bahan santan harus "dihindari." Padahal, santan banyak memiliki kandungan antioksidan yang dibutuhkan oleh tubuh. "Kita lebih banyak memilih makanan ala Barat dibandingkan makanan asli dari Indonesia. Sedangkan, makanan sehat tidak pernah dalam bentuk kemasan," tukasnya.

Santan, berasal dari parutan kelapa dibagi ke dalam beberapa porsi dan bisa disimpan di lemari pendingin. Gunakan santan dalam sekali makan dan makanan tidak dihangatkan kembali.

“Bagi Anda yang suka makan santan sebaiknya tidak dalam waktu berdekatan mengonsumsi ini. Susunlah jadwal makanan dalam satu minggu. Anda bisa menandai hari, misalkan Hari Sabtu untuk jadwal makanan bersantan berarti ‘ketemu’ santan lagi Minggu depan,” katanya.

Menurutnya, makanan sehat tidak akan memberi efek kecanduan, karena dasarnya adalah kebutuhan. Kebutuhan tubuh tidak sama dengan kecanduan lidah. Makanan disukai atau tidak, tergantung dari masalah pembiasaan dan pembelajaran. "Bukan hanya urusan rasanya enak atau tidak enak. Ada makanan yang enak bagi suatu bangsa tertentu, makanan tersebut bisa jadi membuat bangsa lain mual," ujarnya.

Sedangkan untuk memperoleh asupan protein, lanjut dia, bisa diperoleh dari kacang-kacangan, telur, tempe, jamur, ayam dan ikan/seafood. Masak yang enak sekaligus aman. Misalkan, pepes, sop, soto, garang asem, pesmol, pangeh, arsik, tim, bakar. Bungkuslah makanan ini dengan daun bukan dengan kertas buatan pabrik.

Kandungan antioksidan bisa dilihat dari warna. Semakin lama proses memasak semakin berubah warna akan mempengaruhi kandungan di dalamnya. Contoh sayuran yang bisa dikonsumsi mentah seperti daun kemangi, tomat, kentimun, daun kedongdong, kacang panjang, selada dan leunca.

Asupan lemak di dalam tubuh meliputi ikan laut dalam, kelapa, kemiri, kacang-kacangan dan alpukat. Alpukat bisa dinikmati langsung atau dibuat jus, namun tanpa ada tambahan apapun seperti gula, krimmer atau es krim.

Kebiasaan menjaga pola makan, dapat dimulai dari memelihara kehamilan. Hal ini bertujuan agar bayi sehat. Berlanjut pada usia tumbuh kembang menjadi dewasa sehat, memasuki usia produktif supaya terhindar penuaan dini. Berlanjut hingga usia dewasa agar tetap produktif dan tidak menjadi beban.

“Anak adalah tanggung jawab orangtua. ASI ekslusif diberikan selama bulan hanya ASI saja. Jangan khawatir bayi akan kehausan dilanjutkan dengan MPASI (makanan pendamping Air Susu Ibu), cukupi kebutuhan bayi dengan menu empat bintang,” katanya.

Menjadi orangtua sebaiknya tidak hanya mengandalkan praktis. Misalkan, menyiapkan MPASI bubur disaring bukan diblender sehingga anak mengenali tekstur makanan.

(NS)
  1. Peristiwa
  2. Kesehatan
KOMENTAR ANDA