1. HOME
  2. KABAR SEMARANG

Bangun Sektor Wisata, Hendi Gunakan Konsep Bottom Up

"Kami mencoba keluar dari pakem dengan mengangkat kearifan lokal di Kota Semarang, seperti keragaman budaya yang sangat kaya di Kota Semarang."

Wali Kota Hendi menikmati aneka makanan di Kampung Jawi Semarang, Sabtu (17/8) lalu.. ©2016 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Contributor : Andi Pujakesuma | Selasa, 20 Agustus 2019 19:49

Merdeka.com, Semarang - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi terus fokus dalam pembangunan sektor pariwisata. Untuk mewujudkan hal itu, Hendi sapaan akrab Hendrar Prihadi, mengajak masyarakat menggali kekayaan dan kearifan budaya lokal yang dimiliki warganya.

Menurutnya, hal itu penting dilakukan. Inovasi dan kreativitas dibutuhkan mengingat Kota Semarang tidak punya warisan budaya asli sekental dan kuat seperti Yogyakarta atau Solo. "Kami mencoba keluar dari pakem dengan mengangkat kearifan lokal di Kota Semarang, seperti keragaman budaya yang sangat kaya di Kota Semarang. Tantangan ini melibatkan kepekaan dalam melihat sekeliling, yang terus didorong dan diupayakan melalui konsep bottom up dan bergerak bersama. Sehingga, semua pihak dapat terlibat," kata dia.

Konsep dan semangat bottom up memang didorong secara serius oleh Hendi dalam pembangunan Kota Semarang termasuk dalam pengembangan sektor pariwisata. Dengan menyesuaikan potensi, kekayaan serta kearifan lokal yang dimiliki warga, maka potensi yang digarap akan berkembang maksimal dari, oleh dan untuk warga masyarakat.

Hal itu tampak salah satunya dari semangat pengembangan kampung wisata budaya Kampung Jawi yang terdapat di Kalialang, Gunungpati. Wisata budaya itu lahir dari keinginan warga setempat untuk mempertahankan budaya asli daerah di tengah tantangan era digital serta globalisasi saat ini. Berbagai agenda wisata pun dihelat untuk semakin mengangkat potensi di Kampung Jawi.

Antara lain, dengan penyalaan seribu obor di Lapangan Kampung Jawi, Sabtu, (17/8) lalu. Dibuka langsung oleh Wali Kota Hendi, acara yang dihelat untuk memeriahkan HUT ke-74 RI ini sekaligus menjadi agenda wisata yang menyedot animo wisatawan untuk menikmati budaya lokal wilayah tersebut. Kegiatan positif yang datang dari inisiatif dan pemberdayaan warga ini sangat didukung oleh Pemerintah Kota Semarang.

"Selain untuk menyemarakkan HUT ke-74 RI, penyalaan seribu obor juga dimaksudkan sebagai pertanda membakar berbagai hal negatif yang ada di NKRI untuk kemudian bersatu bersama membangun kebersamaan serta Kota Semarang dan bangsa Indonesia," ungkapnya.

Memasuki area Kampung Jawi, wisatawan akan langsung disambut wayang raksasa yang dilukis di atas jalan. Menyusuri gang, wisatawan juga akan dihibur dengan alunan musik khas kesenian gamelan, tek-tek, karawitan, dan jathilan dari sanggar-sanggar kesenian yang ada di Kampung Jawi tersebut. Sebelum diubah menjadi Kampung Jawi, Kalialang dikenal sebagai daerah yang kering dan rawan longsor.

Dipaparkan Hendi, kawasan Kalialang yang telah bertransformasi menjadi sebuah kampung yang sangat menarik berhias lukisan mural bertemakan budaya Jawa saat ini menunjukkan kemajuan yang pesat. "Dapat dilihat, kawasan ini sekarang semakin ramai dan banyak dikunjungi wisatawan sehingga roda perekonomian terus bergerak dan meningkatkan ekonomi warga," pungkasnya.

(NS) Laporan: Andi Pujakesuma
  1. Kebijakan Publik
  2. Pemkot Semarang
KOMENTAR ANDA