“Progress pengerjaan dari tiga paket yang ada mengalami kemajuan yang cukup baik, bahkan melebihi target yang sudah di tentukan,”
Merdeka.com, Semarang - Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juwana terus mengebut proses normalisasi Sungai Banjir Kanal Timur (BKT). Dengan percepatan itu, per 8 Juli 2018 pengerjaan proyek telah mengalami lampauan target pengerjaan dari yang direncanakan.
Kepala BBWS Pemali-Juana, Rubhan Ruzziyatno mengatakan, pengerjaan proyek sungai BKT yang semula ditargetkan selesai pada akhir 2019, diharapkan dapat selesai melalui percepatan yakni pada akhir 2018 mendatang. “Progress pengerjaan dari tiga paket yang ada mengalami kemajuan yang cukup baik, bahkan melebihi target yang sudah di tentukan,” kata dia saat ditemui di kantornya, Selasa (10/7).
Menurut Rubhan, total panjang pengerjaan normalisasi Sungai BKT yakni 6,7 km. Sementara tingkat kemajuan pengerjaan sungai BKT paket I dari muara sungai hingga Jembatan Kaligawe dengan panjang 1,95 km, per 8 juli sudah mencapau 14,8% dari target awal 8,1%. "Jadi ada surplus progress sebesar 6,7% dari rencana awal," terangnya.
Sementara untuk pengerjaan paket II, dari Jembatan Kaligawe hingga jembatan Citarum dengan panjang 2,05 km, yang rencana 9,4%, telah terealisasi 14,7%. "Sedangkan pada paket II, pengerjaan dari Jembatan Citarum, Jembatan Kartini hingga Jembatan Majapahit dengan panjang 2,7 km dari awal rencana 8,9%, telah terealisasi 20,5% sehingga surplus pengerjaan 11,5%,” terangnya.
Meski begitu, Rubhan mengaku jika pengerjaan proyek tersebut masih terkendala masalah sosial yang tak kunjung selesai. “Hingga memasuki bulan Juli ini masalah sosial yakni penyelesaian relokasi PKL yang saat ini masih bertahan di bantaran sungai tak kunjung selesai,” tambahnya.
Menurutnya, Jika permasalahan sosial tersebut tak kunjung diselesaikan, dikhawatirkan pengerjaan kegiatan tersebut akan terhambat dan tidak sesuai dengan target penyelesaian yang sudah diamanatkan oleh Menteri PU yakni akhir 2018 selesai. “Kami berharap persoalan ini segera selesai sehingga proyek dapat selesai sesuai target yakni selesai pada 2018 ini," tegas dia.
Lebih lanjut Ruhban memaparkan, terdapat 759 Pedagang Kaki Lima yang hingga saat ini masih menempati bantaran sungai. Yakni yang terbanyak di Kelurahan Karang Tempel sebanyak 395 PKL dan juga hunian liar yang berjumlah 206 yang hingga saat ini masih bertahan.
“Bantaran sungai bagian kanan belum bisa kita kerjakan karena masih ada masalah sosial, seperti di Kelurahan Karang Tempel masih banyak PKL yang menempati bantaran sungai, belum direlokasi,” pungkasnya.