"Insyaallah di akhir periode kami tahun 2020 nanti, Kota Semarang sudah terbebas dari banjir,"
Merdeka.com, Semarang - Wali Kota Semarang Hendar Prihadi menegaskan akan terus berjuang untuk melepaskan mitos Semarang kota banjir.
Bahkan dirinya mengklaim, jika pada masa akhir jabatannya pada tahun 2020, Kota Semarang akan mampu melepaskan mitos sebagai kota yang selalu dibayangi oleh ketakutan banjir, seperti yang termaktub dalam lagu berjudul 'Semarang Kaline Banjir' tersebut.
"Insyaallah di akhir periode kami tahun 2020 nanti, Kota Semarang sudah terbebas dari banjir," kata dia.
Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi menjelaskan, berbagai program penanggulangan banjir dan rob di Kota Semarang saat ini sedang dikebut pengerjaannya. Diantaranya kegiatan normalisasi sejumlah sungai seperti Sungai Banjir Kanal Timur (BKT), Sungai Tenggang, Sungai Ringin Sringin dan Sungai Babon dan sungai-sungai lainnya.
Selain itu, lanjut dia, di Kota Semarang juga ada proyek yang sedang dalam proses perencanaan. Proyek tersebut adalah pembangunan tanggul laut plus tol laut antara Kabupaten Kendal sampai ke Kota Semarang.
"Tahun depan akan dimulai pelaksanaan kegiatan Jalan Tol dari Kendal sampai ke Semarang yang sekaligus berfungsi sebagai tanggul laut," ungkap Hendi.
Hendi mengemukakan, tanggul laut yang selama ini diidam-idamkan untuk bisa melindungi Semarang, tidak hanya dari ruas Semarang ke Demak yang hari ini sudah masuk dalam proses lelang.
"Mungkin akhir tahun bisa dilaksanakan. Tapi juga nanti akan mulai dari Kendal menuju ke Semarang," ungkapnya.
Selain rencana pembangunan jalan tol ruas Kabupaten Demak-Kota Semarang dan Kabupaten Kendal-Kota Semarang yang sekaligus berfungsi sebagai tanggul laut, beberapa proyek lain juga terus dikerjakan.
"Dengan sejumlah pekerjaan itu, Insyaallah timur tidak banjir, tengah tidak banjir, nanti barat pun dua tahun lagi tidak banjir," pungkasnya.