"Nantinya dari pemetaan jalan, jalur pedestrian dan ruang-ruang rencananya akan dipasang mist fan (kipas angin kabut) yang terintegrasi..."
Merdeka.com, Semarang - Suhu udara di Kota Semarang akhir-akhir ini meningkat tajam. Bahkan menurut data dari Stasiun Klimatologi Semarang, suhu udara di Kota Semarang mengalami sedikit tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.
Tercatat pada tahun 2011 rata-rata suhu udara di Kota Semarang berkisar pada 27,7°C. Angka tersebut terus meningkat, setidaknya hingga tahun 2016 rata-rata suhu di Kota Semarang telah menyentuh kisaran 28,3°C.
Peningkatan suhu di Kota Semarang tersebut merupakan dampak dari gejala pemanasan global, yang menurut Organisasi Meterologi Dunia (WMO) telah meningkatkan rata-rata suhu Bumi sebesar 1,1°C setiap tahunnya.
Kenaikan suhu di Kota Semarang tersebut mendapatkan perhatian khusus dari Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. Tak tanggung-tanggung, Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi tersebut akan menyusun rencana strategis dalam sebuah proyek 'Semarang Cooling Plan.'
Proyek tersebut ditargetkan mampu menurunkan suhu di Kota Semarang agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat di kota yang dipimpinnya tersebut. Pada proyek itu, Hendi mengungkapkan ada tiga substansi yang akan dikerjakan, yaitu pembangunan 'Semarang Cooling System,' gerakan penghijauan di ruang publik, dan gerakan penghijauan di permukiman.
"Nantinya dari pemetaan jalan, jalur pedestrian dan ruang-ruang rencananya akan dipasang mist fan (kipas angin kabut) yang terintegrasi sebagai sebuah cooling system," jelasnya.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga akan melakukan pemetaan wilayah untuk gerakan penghijauan di ruang publik. Nantinya, gerakan tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan penghijauan di ruang publik di seluruh wilayah Kota Semarang.
"Misalnya dengan pembuatan taman atau jalur bunga yang lebih masif," beber Wali Kota Semarang yang juga politisi PDI Perjuangan itu.
Hendi menegaskan bahwa Pemerintah Kota Semarang serius dalam mengatasi kenaikan suhu di Kota Semarang. Hal itu setidaknya bisa tergambar dalam realisasi pembangunan 50 taman baru di Kota Semarang dalam kurun waktu tahun 2017 dan 2018.
"Pada tahun 2017 sudah ada 15 taman yang kami bangun, dan pada tahun 2018 kami tingkatkan menjadi sekitar 35 taman," tegasnya.
Sementara itu, terkait peningkatan penghijauan di area pemukiman, dirinya menegaskan mendorong masyarakat di Kota Semarang untuk juga terus bergerak melakukan penghijauan di lingkungannya masing-masing.
Dorongan tersebut salah satunya ditunjukkan ketika dirinya hadir dalam kegiatan pemecahan rekor Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid) oleh 822 siswa SMP Negeri 37 Semarang, yang melukis 2018 kaleng cat bekas untuk nantinya digunakan sebagai media tanam, Sabtu (6/10). "Saya rasa ini juga merupakan kegiatan positif yang harus terus dilestarikan," pungkasnya.