“Musim kemarau tahun ini sangat panjang, begitu menyongsong musim penghujan mari kita gerakkan kegiatan penanaman di setiap rumah..."
Merdeka.com, Semarang - Dalam beberapa hari terakhir, hampir sebagian besar wilayah di Jawa Tengah tidak terkecuali Kota Semarang mengalami cuaca ekstrem yang salah satunya ditandai dengan suhu udara panas hingga mencapai 37° celcius.
Menurut BMKG Kota Semarang, hal ini disebabkan karena di sejumlah wilayah memiliki kelembaban udara yang cukup tinggi saat memasuki musim pancaroba. Kelembaban udara yang terjadi bervariatif berkisar antara 60-70% sehingga membuat suhu udara cenderung lebih panas dari kondisi biasanya.
Menyikapi kondisi tersebut, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi berinisiatif untuk menggalakkan penghijauan dengan sistem satu rumah satu pohon. Hal itu terungkap saat Hendi, sapaan akrab Wali Kota Semarang membuka program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung Tahap 3 di Kelurahan Plamongansari, Pedurungan Senin (15/10).
Pada kesempatan itu, Hendi mengimbau kepada warga masyarakat agar menggalakkan penghijauan di pekarangan rumah masing-masing warga masyarakat dengan menanam minimal satu pohon.
“Musim kemarau tahun ini sangat panjang, begitu menyongsong musim penghujan mari kita gerakkan kegiatan penanaman di setiap rumah masing-masing minimal satu pohon besar harus ada di rumah warga agar Kota Semarang jadi lebih sejuk, cuaca menjadi lebih dingin dan warganya kondusif," ujarnya.
Sementara saat membacakan sambutan Gubernur Jawa Tengah, Hendi juga menyampaikan bahwa dia sangat mengapresiasi kegiatan TMMD yang kembali dilaksanakan. Karena melalui kegiatan ini, akan dapat merawat semangat gotong-royong memacu kreativitas dan kebersamaan antar segenap komponen masyarakat.
“Terima kasih dan apresiasi program TMMD kembali digelar dan terus digulirkan. Melalui TMMD, bersama kita merawat gotong-royong, memacu kreativitas dan prakarsa masyarakat untuk membangun desa,” tutur Hendi.
Hendi pun berharap dengan kegiatan TMMD ini nantinya dapat menurunkan angka kemiskinan di Jawa Tengah terutama di Kota Semarang yang salah satunya dilakukan melalui pemberdayaan ekonomi rumah tangga. Dengan program ini, masing-masing rumah tangga didorong menghasilkan satu potensi apa yang bisa diolah anggota rumah tangga menjadi ladang uang bersama sehingga ke depannya akan sejahtera.
Tak hanya itu saja, kegiatan TMMD diharapkan dapat memberikan perhatian pada pemberdayaan kaum perempuan dan kelompok disabilitas.
“Hal luar biasa apalagi mereka ini merupakan kelompok masyarakat yang rentan terhadap tindak kekerasan dan masih terbatas akses terhadap bidang kehidupannya. Melalui TMMD, kita berdayakan, kuatkan dan berikan perlindungan untuk kaum perempuan dan anak, serta ciptakan suasana ramah dan nyaman bagi penyandang disabilitas,” pungkasnya.
Adapun TMMD tahun ini akan berlangsung dari tanggal 15 Oktober sampai dengan 13 November 2018 mendatang, dengan sasaran pembangunan fisik dan non fisik. Pembangunan fisik berupa pavingisasi jalan RT 1 RW 11 sepanjang 240 meter persegi, pembuatan saluran air di wilayah RT 4 RW 2, talud saluran RT 2 RW 11, rehab rumah tidak layak huni 10 rumah beserta jamban dan instalasi air bersih Musholla Itikaf RT 3 RW IX Kelurahan Plamongansari, Pedurungan.
Sedangkan untuk pekerjaan non fisik akan ada beberapa kegiatan seperti penyuluhan di bidang pertanian, kesehatan, ketenagakerjaan, hukum, olah pangan, KB, dan juga sosialisasi bela negara dan sosialisasi Kamtibmas.