"Dia datang ke Semarang sebagai perwakilan Unicef untuk mengampanyekan perlindungan anak dan perempuan."
Merdeka.com, Semarang - Bintang sepakbola legendaris asal Inggris, David Beckham mengunjungi Kota Semarang, Rabu (28/3). Kedatangannya ke Semarang sebagai wakil Unicef untuk mengampanyekan perlindungan terhadap anak dan perempuan.
Dengan pengawalan ketat, sang legenda asal klub sepak bola Manchester United (MU) tersebut langsung disambut oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dan pejabat lainnya. Beckham kemudian langsung masuk ke ruang VIP kantor Wali Kota untuk membicarakan banyak hal.
Usai pertemuan, Beckham langsung pergi meninggalkan kantor Balai Kota. Sejumlah penggemar yang menunggu tidak bisa menyapa bahkan untuk sekadar meminta tanda tangan.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menerangkan, pihaknya sangat terkejut dan bangga David Beckham mau mengunjungi Kota Semarang.
"Dia datang ke Semarang sebagai perwakilan Unicef untuk mengampanyekan perlindungan anak dan perempuan. Intinya dia ingin agar semua kasus kekerasan terhadap anak seperti bullying dan kekerasan terhadap perempuan dapat dihilangkan," kata wali kota yang akrab disapa Hendi ini.
Hendi menyebut, ada tiga point yang disampaikan oleh Beckham, pertama dia mengaku senang di Semarang karena iklim dan suasananya yang menyenangkan.
"Namun yang paling inti adalah dia menitipkan kepada Pemerintah Kota Semarang untuk menghilangkan persoalan bullying terhadap anak di sekolah. Dia juga mengapresiasi Pemkot Semarang yang telah melakukan tindakan nyata terkait pemberantasan bullying ini," tambahnya.
Hendi mengaku akan mengadopsi program dari Unicef dan Yayasan Setara Semarang di dua sekolah di Semarang yakni SMP 33 dan SMP 17. "Kami akan adopsi itu, nanti akan kami siapkan anggaran di anggaran perubahan dan akan kami maksimalkan di anggaran 2019," tegasnya.
Nantinya, lanjut dia, di masing-masing sekolah itu akan dibentuk tim berjumlah 40-50 anak. Tugasnya, untuk mencegah terjadinya tindakan bullying di lingkungan sekolah.
Selain itu, pihaknya juga telah memiliki program gerakan bersama menanggulangi bullying. Ada pula Rumah Revolusi Mental dan Seruni yang dapat digunakan untuk tempat konseling bagi korban.
"Namun yang kami tekankan adalah pencegahannya. Untuk itu, ke depan kami akan terus bekerjasama dengan semua pihak agar persoalan kekerasan anak dan perempuan di Kota Semarang dapat dihilangkan," pungkasnya.