1. HOME
  2. KABAR SEMARANG

Putus Sekolah Turun Drastis, Hendi Siap Gratiskan Sekolah Swasta

"Saat ini kami telah sampai pada tahap menawarkan kepada sekolah-sekolah di Kota Semarang untuk dapat ikut terlibat dalam program tersebut."

Wali Kota Hendi saat berada di SMP Negeri 10 Kota Semarang, Kamis (14/3).. ©2016 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Contributor : Andi Pujakesuma | Kamis, 14 Maret 2019 18:15

Merdeka.com, Semarang - Badan Pusat Statistik mencatat pada tahun 2015 angka putus sekolah di Kota Semarang pada jenjang SMP termasuk cukup tinggi, sebesar 18,42%. Angka tersebut jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan angka putus sekolah di Kota Surakata/Solo pada jenjang SMP di tahun yang sama, yaitu hanya berada pada angka 5,27%.

Melihat hal tersebut, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi pun mengambil kebijakan pembangunan pendidikan menjadi salah satu program prioritas. Mulai dari program pendidikan SD dan SMP Gratis, pembangunan fisik fasilitas pendidikan, hingga peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik di Kota Semarang.

Hasilnya, angka putus sekolah di Kota Semarang pada jenjang SMP di tahun 2017 turun drastis menjadi 6,81%. Angka putus sekolah anak SMP di Kota Semarang itu bahkan menjadi lebih rendah dibandingkan Kota Surakarta yang justru meningkat menjadi 13,97 %, atau Klaten yang sebesar 14,64%, Boyolali 23,13%, Jepara 33,04%, Batang 36,84%, juga Wonosobo yang ada di angka 38,43%.

"Terkait capaian positif tersebut, semua insan pendidikan di Kota Semarang agar tak lantas mengendorkan semangatnya untuk membentuk generasi emas Kota Semarang. Salah satunya dengan berupaya menjadikan sekolah sebagai rumah kedua yang nyaman bagi siswa-siswi," kata Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi saat mengunjungi SMP Negeri 10 Kota Semarang, Kamis (14/3).

Secara khusus, Hendi mendorong agar sekolah-sekolah di Kota Semarang juga dapat menjadi tempat bagi para siswa melakukan aktualisasi diri. “Saat ini sekolah tidak hanya menjadi tempat mencari ilmu, tetapi juga harus menjadi rumah kedua yang memberi kenyamanan bagi para siswa. Selain itu sekolah juga harus membuka akses untuk para siswa dapat menunjukkan kreatifitasnya kepada masyarakat, misalnya dengan membuka akses agar dunia luar melihat berbagai karya seni, budaya atau penelitian yang dihasilkan oleh para siswa," tukasnya.

Hendi juga berkomitmen memulai program sekolah swasta gratis sesegera mungkin di Kota Semarang. Melalui program tersebut, diharapkan angka putus sekolah di Kota Semarang dapat semakin ditekan dengan memperbanyak sekolah gratis.

"Saat ini kami telah sampai pada tahap menawarkan kepada sekolah-sekolah di Kota Semarang untuk dapat ikut terlibat dalam program tersebut. Ada beberapa yang menolak, tapi semuanya akan kami inventaris dulu," paparnya.

Senada dengan Hendi, Kepala Sekolah SMP Negeri 10 Kota Semarang Erwan Rohmat mengatakan bahwa pihaknya terus berupaya menjadikan lingkungan sekolah menjadi ramah bagi anak dan bebas dari bullying, dalam rangka meningkatkan kenyamanan siswa bersekolah. "Sebelumnya kita juga telah melakukan deklarasi anti kekerasan bersama seluruh siswa," tegasnya.

Erwan melanjutkan, pihaknya juga mengoptimalkan sisi positif minat bakat siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler sehingga siswa terdorong lebih aktif dan fokus mengejar mimpi mereka. Sekolah juga terus memfasilitasi minat para siswa untuk menjadi youtuber, wartawan dan pekerjaan yang akrab dengan dunia milenial lainnya.

Di lain sisi, Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Gunawan Saptogiri menyakinkan jika program sekolah swasta gratis di Kota Semarang ditargetkan mulai berjalan di tahun ajaran baru tahun 2020. "Ada SD dan SMP swasta di Kota Semarang yang sudah setuju untuk digratiskan, kami upayakan di 2020 berjalan," katanya.

(NS) Laporan: Andi Pujakesuma
  1. Pendidikan
  2. Pemkot Semarang
KOMENTAR ANDA