1. HOME
  2. KABAR SEMARANG

Kejar Mutu SDM, Menkeu: Pemerintah Terus Naikkan Anggaran Pendidikan

"Era society 5.0 semakin menegaskan vitalnya kualitas SDM yang memiliki keahlian, mampu beradaptasi, serta memiliki pengetahuan yang luas,"

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat memberikan orasi ilmiah pada Dies Natalis ke-38 UPGRIS. Selasa (23/7).. ©2016 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Contributor : Andi Pujakesuma | Selasa, 23 Juli 2019 11:51

Merdeka.com, Semarang - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, anggaran pendidikan setiap tahunnya terus meningkat. Sejak lima tahun terakhir, kenaikan anggaran untuk pendidikan di Indonesia meningkat signifikan. Yakni dari Rp353,4 triliun di tahun 2014 menjadi Rp492,5 triliun pada tahun 2019, atau mencapai 39,4 persen.

Kenaikan anggaran tersebut, kata dia, merupakan wujud kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia. Salah satunya untuk menghadapi Era 5.0 di mana kompetisi global semakin ketat. Oleh sebab itu dibutuhkan peningkatan kualitas SDM agar mampu bersaing.

Hal itu disampaikan Sri Mulyani saat memberikan orasi ilmiah dengan tema "SDM Kompetitif Menuju Era 5.0" pada Dies Natalis ke-38 Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) di Balairung kampus tersebut, Selasa (23/7). Menurut Sri Mulyani, di era teknologi yang berkembang pesat, inovasi, keterampilan, serta kreativitas memegang peranan penting. "Untuk itu, dibutuhkan kualitas SDM yang mumpuni. Di sinilah pendidik memiliki peran yang semakin sentral dalam meningkatkan kualitas SDM dan pendidikan Indonesia," ujarnya.

Dia menyebutkan, urgensi untuk meningkatkan kualitas SDM semakin tinggi karena saat ini adalah masa di mana perubahan teknologi semakin cepat dan radikal. Sejarah ekonomi menunjukkan bahwa perkembangan teknologi dan inovasi harus dikapitalisasi oleh negara, terutama bagi negara berkembang. "Kegagalan dalam melakukan kapitalisasi teknologi, akan mengakibatkan hilangnya kesempatan menjadi negara maju," katanya.

Sri Mulyani berpendapat, pada Era 5.0 atau Society 5.0, penekanan kesiapan SDM semakin menjadi perhatian agar manusia tidak terhambat oleh disrupsi namun justru dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dengan cepat. "Era society 5.0 semakin menegaskan vitalnya kualitas SDM yang memiliki keahlian, mampu beradaptasi, serta memiliki pengetahuan yang luas," paparnya.

Menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negara maju dalam beberapa tahun ke depan. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mampu menunjukkan diri sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi paling pesat. "Saat ini, meski ekonomi global masih dihadapkan pada beragam tantangan, Indonesia masih mampu tumbuh stabil di tingkat 5,17 persen pada tahun 2018," bebernya.

Dia menambahkan, sektor pendidikan menjadi salah satu bagian terpenting untuk peningkatan kualitas SDM bangsa. Oleh sebab itu, alokasi APBN 20% untuk pendidikan terus diprioritaskan untuk meningkatkan akses putra-putri Indonesia pada dunia pendidikan yang bermutu. Antara lain melalui berbagai program seperti Program Indonesia Pintar (PIP), Bantuan Operasional Sekolah (BOS), hingga program beasiswa Bidikmisi.

"Anggaran pendidikan sebagai salah satu alokasi terbesar dan paling penting, kita harus memastikan efektivitas penggunaannya. Kemendikbud, Kemenristekdikti, Kemenag, sebagai kementerian utama yang mengelola anggaran pendidikan harus bertanggung jawab penuh dan harus terus menjalin sinergi untuk dapat menjamin efektivitas dan ketepatan capaian output atas penyelenggaraan pendidikan," imbuhnya.

Lebih Lanjut dia menyampaikan bahwa Indonesia memiliki bonus demografi yang diperkirakan akan terus berlanjut hingga 2040. Untuk itu, Indonesia harus terus memperbaiki kualitas pendidikan sehingga dapat meraup manfaat dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. "Kita optimistis bahwa Indonesia bisa menjadi negara maju. Untuk itu, kerjasama antara orang tua, pendidik, institusi pendidikan pemerintah dan swasta dibutuhkan untuk bersama-sama membangun cita-cita luhur Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa," jelasnya.

Pada kesempatan itu, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga berpesan kepada UPGRIS yang kini berusia 38 tahun agar tidak hanya mendidik kemampuan hard skill, kognitif dan intelektual kepada mahasiswa, tetapi juga membentuk soft skill antara lain berupa karakter kebangsaan yang berintegritas.

(NS) Laporan: Andi Pujakesuma
  1. Pendidikan
KOMENTAR ANDA