1. HOME
  2. KABAR SEMARANG

Tampung siswa inklusi, Hendi siapkan 17 SD dan 7 SMP Negeri

"Hari ini tidak boleh ada lagi persoalan siswa berkebutuhan khusus ditolak di sekolah negeri seperti tahun-tahun sebelumnya,"

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi meresmikan TK Inklusi Fun & Play di Jatingaleh Banyumanik Kota Semarang, Selasa (3/7).. ©2016 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Contributor : Andi Pujakesuma | Selasa, 03 Juli 2018 16:39

Merdeka.com, Semarang - Tampung siswa inklusi, Hendi siapkan 17 SD dan 7 SMP Negeri
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengaku telah menyiapkan sejumlah sekolah negeri mulai Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Semarang untuk menampung siswa berkebutuhan khusus.

Hal itu disampaikan wali kota yang akrab disapa Hendi ini di sela meresmikan Taman Kanak-Kanak (TK) Inklusi Fun & Play di Jatingaleh Kecamatan Banyumanik Kota Semarang, Selasa (3/7).

"Selama ini, hanya pihak swasta dan personal yang mengembangkan sekolah inklusi semacam ini. Untuk itu, saya telah meminta kepada Dinas Pendidikan (Disdik Kota Semarang) untuk juga ikut menangani permasalahan ini," kata Hendi.

Hendi menyampaikan, saat ini sudah ada 17 SD dan 7 SMP negeri di Kota Semarang yang ditunjuk untuk menjalankan sekolah inklusi. Jadi, di sekolah-sekolah itu tidak boleh menolak jika ada anak berkebutuhan khusus yang mendaftar.

"Hari ini tidak boleh ada lagi persoalan siswa berkebutuhan khusus ditolak di sekolah negeri seperti tahun-tahun sebelumnya," tegas dia.

Tak hanya persoalan anak berkebutuhan khusus, masalah pendidikan di Kota Semarang banyak memiliki tantangan. Tantangan pertama adalah tantangan sisi lahir dan batin, dimana tidak semua anak memiliki kesempurnaan untuk mengenyam pendidikan. "Persoalan tumbuh kembang anak juga menjadi tantangan, semua harus bergerak bersama untuk mengatasi hal ini," tegasnya.

Belum lagi tantangan terkait kenakalan remaja. Saat ini, sudah banyak pelajar yang terlibat seks bebas, narkoba hingga tawuran. Saat dirinya melakukan penyelidikan kepada anak-anak tersebut, fakta mengejutkan dia dapatkan. Hendi mengaku, dari anak-anak yang ditemuinya termasuk anak-anak yang terjerat kasus hukum, ternyata faktor utamanya adalah keluarga.

"Mereka mengaku tidak mendapatkan perhatian dari keluarga. Untuk itu saya titip pesan kepada orang tua untuk lebih memperhatikan anak-anaknya. Sesibuk apapun kita bekerja, keluarga adalah yang paling utama," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bunyamin menambahkan, saat ini memang baru ada 17 SD dan 7 SMP negeri di Kota Semarang yang menerapkan program sekolah inklusi. "Ke depan pasti akan kami tambah lagi sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat," ucapnya.

Dari beberapa sekolah negeri inklusi itu, lanjut Bunyamin, seperti di SDN Pekunden dan SD lainnya. Sementara untuk SMP misalnya SMPN 12, SMPN 5 dan sekolah lainnya.

"Nanti di sekolah-sekolah itu sudah kami siapkan sarana prasarananya, guru-guru juga kami siapkan khusus, ada psikolognya juga. Kami sudah kerjasam dengan Sekolah Luar Biasa (SLB) untuk program belajarnya," pungkasnya.

(NS) Laporan: Andi Pujakesuma
  1. Pendidikan
  2. Pemkot Semarang
KOMENTAR ANDA