1. HOME
  2. KABAR SEMARANG

Viral zona merah difteri di Semarang, Wali Kota Hendi: Itu hoax

"Itu hoax! Memang ada kasus difteri di sana, tapi itu sudah ditangani oleh sedulur-sedulur Dinas Kesehatan Kota Semarang."

Wali Kota Hendi. ©2016 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Contributor : Andi Pujakesuma | Jum'at, 20 Juli 2018 16:59

Merdeka.com, Semarang - Masyarakat Kota Semarang digegerkan dengan informasi melalui aplikasi Whatsapp (WA) yang menginfokan jika Kelurahan Genuksari di Kota Semarang masuk zona merah penyebaran penyakit difteri. Bahkan dalam pesan yang menyebar itu, juga terdapat peringatan kepada masyarakat untuk tidak melewati jalan Dong Biru, Genuksari dengan mencantumkan Fakultas Kedokteran Unissula sebagai pemberi informasi.

Terkait hal tersebut Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menegaskam jika informasi yang viral melalui WA tersebut adalah tidak benar. "Itu hoax! Memang ada kasus difteri di sana, tapi itu sudah ditangani oleh sedulur-sedulur Dinas Kesehatan Kota Semarang. Sehingga tidak ada yang namanya zona merah apalagi sampai tidak boleh lewat di daerah itu," jelas Wali Kota Semarang yang biasa disapa Hendi tersebut, Jumat (20/7).

Hendi menceritakan, bahwa kasus difteri yang terjadi di Genuksari sejak Juni-Juli 2018 diderita oleh 7 anak. Dari ketujuh anak tersebut 5 dinyatakan masih dirawat sedangkan 2 meninggal dunia. "Jadi 7 anak tersebut saat bayi dulu tidak diimunisasi karena orang tuanya menolak, sikap itu sungguh kami sesalkan," tukasnya.

Masyarakat diminta tidak khawatir dan takut dengan informasi tersebut. Apalagi, bagi masyarakat yang anaknya sudah diimunisasi, maka diminta tenang. "Selama tidak menolak diimunisasi, masyarakat tidak perlu khawatir, karena pencegahan utama difteri adalah imunisasi, dan ketersediaan vaksin untuk difteri di Kota Semarang sangat cukup," tegasnya.

Hendi juga menuturkan adapun upaya yang telah dilakukannya untuk menangangi kasus difteri di Genuksari salah satunya dengan melakukan Outbreak Response Immunization (ORI) kepada semua anak di Kelurahan Genuksari.

"Selain itu Dinas Kesehatan Kota Semarang juga telah memberikan profilaksis kepada kontak penderita, serta memberikan erytromicin ke kontak penderita dan pengambilan swab tenggorok ke kontak penderita," papar Hendi yang juga politisi PDI Perjuangan tersebut.

Sementara itu, Fakultas Kedokteran Unissula sendiri yang namanya dicatut sebagai sumber informasi terkait zona merah difteri di Semarang telah mengkonfirmasi jika pesan tersebut adalah hoax.

Melalui Humas Fakultas Kedokteran Unissula, Purwito Soegeng Prasetijono, Fakultas Kedokteran Unissula menyatakan tidak pernah merilis himbauan kepada masyarakat terkait pentingnya menggunakan masker saat melewati Jalan Dong Biru. "Selain itu kami tekankan bahwa kami tidak pernah merilis terkait zonasi penyebaran penyakit difteri di Semarang," tegasnya.

(NS) Laporan: Andi Pujakesuma
  1. Peristiwa
  2. Kesehatan
  3. Pemkot Semarang
KOMENTAR ANDA