"Apalagi, dalam Perda 14 tahun 2011 menyebut bahwa LRT menjadi salah satu proyek yang telah direncanakan sejak lama,"
Merdeka.com, Semarang - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang semakin serius menggarap pembangunan Light Rail Transit (LRT) Kota Semarang. Saat ini, rencana pembangunan LRT yang dimulai pada 2019 mendatang terus digodog antara Pemkot Semarang dengan Dewan Pertimbangan Pembangunan Kota (DP2K) Semarang.
Sekertaris Dinas Penataan Ruang (Distaru) Kota Semarang, Irwansyah menjelaskan, saat ini perencanaan LRT telah sampai pada tahap pembahasan konsep. Dia membeberkan, tahap awal LRT Kota Semarang nantinya akan terintegrasi dari Bandara Internasional Ahmad Yani menuju kawasan kota. "Tahap awal nanti akan dimulai dari Bandara Ahmad Yani yang baru menuju ke Pasar Bulu. Ke depan tentunya akan terintegrasi ke Simpang Lima dan seterusnya," ujarnya.
Menurutnya, pembangunan LRT Kota Semarang ini menjadi salah satu prioritas Pemkot Semarang untuk mendukung kemajuan Kota Lunpia tersebut. Di sisi lain, pembangunan LRT juga termasuk untuk melengkapi transportasi masal yang terintegrasi dengan bandara. "Apalagi, dalam Perda 14 tahun 2011 menyebut bahwa LRT menjadi salah satu proyek yang telah direncanakan sejak lama," tambahnya.
Disinggung mengenai kemungkinan terintegrasinya LRT Kota Semarang menuju Simpang Lima, Irwansyah mengaku hal tersebut bukan sesuatu yang tidak mungkin. Namun demikian, rencana integrasi tersebut belum dapat dilaksanakan pada tahap awal pembangunan LRT, sebab, pihaknya saat ini juga sedang menyusun penataan kawasan Simpang Lima.
Saat ini sedang disusun penataan kawasan Simpang Lima dengan konsep underground dan konsepnya adalah superblock satu kawasan. Ini juga nantinya LRT akan terhubung. "Di awal ini, saya pikir yang kita butuhkan ya dari bandara ke Pasar Bulu dulu. Nanti kalau perencanaan sudah jadi, baru kita bisa hubungkan dengan Simpang Lima," bebernya.
Sementara itu, Ketua Harian DP2K Semarang, Prof Sudharto P Hadi mengatakan, rencana pembangunan LRT Kota Semarang merupakan langkah bagus Pemkot Semarang sebagai upaya mengurai kemacetan.
Akan tetapi, Sudharto mengimbau kepada Pemkot Semarang untuk dapat belajar dari kota-kota lain dalam melaksanakan pembangunan tersebut. Salah satunya adalah dengan mengambil langkah antisipasi pada problem yang akan muncul pada masa pengerjaan.
"Sosialisasikan. Masyarakat harus tahu bahwa akan ada pembangunan infrastruktur seperti ini, sehingga nanti akan terjadi kemacetan, itu antisipasi. Seperti di Jakarta dulu awal-awal pembangunan kan muncul macet, dan ini segala pihak harus memperhatikan," terang mantan Rektor Undip Semarang ini.
Guru Besar Universitas Diponegoro (Undip) itu menegaskan, Pemkot Semarang harus segera menyelesaikan perencanaan dan menyegerakan proses pembangunan. Pasalnya, moda transpotasi publik ini merupakan solusi yang tepat untuk masalah kemacetan khususnya di kota besar seperti Semarang. "Selagi di Semarang belum macet parah dan penduduknya masih sekitar 1,7 juta, itu harus segera diantisipasi dan yang penting adalah transportasi publiknya, tidak ada cara lain," tukasnya.