"Kalau bicara tentang Revolusi Industri 4.0, pasti anak muda bicaranya, aku kerja apa? Padahal sebenarnya, banyak peluang..."
Merdeka.com, Semarang - Indonesia disebut akan mendapatkan bonus demografi pada tahun 2025-2035. Di mana jumlah penduduk berusia produktif lebih banyak ketimbang nonproduktif. Melalui bonus demografi tersebut pun Indonesia diprediksi akan menjadi negara besar dengan kekuatan tenaga muda yang sangat banyak.
Namun di sisi lain, pada masa tersebut Indonesia juga akan menghadapi Revolusi Industri 4.0, dengan adanya teknologi robotika yang mulai menggantikan peran manusia dalam berbagai pekerjaan. Lalu apakah tidak justru bonus demografi di era tersebut akan membuat gelombang pengangguran besar di Indonesia?
Pertanyaan besar itulah yang kemudian coba dijawab oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dan Ketua Inovator 4.0 yang juga anggota DPR RI Budiman Sudjatmiko melalui sebuah forum diskusi "3 rd Big Question: Society and The City 4.0."
Hendi, sapaan akrab Wali Kota Semarang itu, bersama Budiman mencoba mengajak generasi muda untuk memandang Revolusi Industri 4.0 dari sisi yang berbeda. "Kalau bicara tentang Revolusi Industri 4.0, pasti anak muda bicaranya, aku kerja apa? Padahal sebenarnya, banyak peluang yang dapat dimanfaatkan," kata dia.
Hendi menceritakan, Kota Semarang telah lama menyiapkan diri untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0, yaitu dengan menggeser fokus kegiatan ekonomi Kota Semarang ke arah perdagangan dan jasa, khususnya pariwisata.
"Hospitality industry termasuk tourism industry, tidak dapat digantikan oleh robot, karena modalnya adalah keramahtamahan. Untuk itulah, industri ini dibangun di Kota Semarang, untuk memberikan peluang baru yang lebih besar," jelas Hendi.
Dari forum tersebut sendiri, sebagai Wali Kota Semarang Hendi berharap banyak anak muda yang tergerak untuk berpartisipasi membangun Indonesia di era Revolusi Industri 4.0.
"Kemajuan teknologi ini bisa merambah ke semua sektor, contohnya Mas Budiman yang mengelola ribuan BUMDes dan berkembang dengan peningkatan teknologi," tukasnya.
Hal senada disampaikan Budiman Sudjatmiko. Dirinya juga menegaskan jika era tersebut justru memberikan peluang baru, khususnya bagi anak muda yang jumlah sangat besar dengan adanya bonus demografi.
"Memang ada konsekuensinya, tapi yang kita bicarakan, ada nggak kesempatannya? Ada nggak peluangnya? Dalam Revolusi Industri 4.0, semua orang belajar dari nol lagi. Orang-orang kaya lama, orang pinter lama belum mampu beradaptasi dengan perubahan," tuturnya memotivasi.
Lebih lanjut Budiman menjelaskan, di era Revolusi Industri 4.0, uang bukanlah menjadi modal terbesar, tetapi imajinasi yang menjadi kekuatan. "Mark Zuckerberg dan Sergey Brin tidak memulai facebook dan google dengan membuat pabrik, tapi memulai dengan imajinasinya," tambahnya.