"Pengerjaan street furniture dikerjakan pada Jalan Nuri, Jalan Garuda, Jalan Cendrawasih, Jalan Kepodang, Jalan Jalak, dan Jalan Sendowo,"
Merdeka.com, Semarang - Proyek revitalisasi tahap kedua di Kota Lama Semarang akan kembali dilakukan. Melalui pendanaan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan dilakukan pada September 2019 sampai April 2020.
Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, pengerjaan revitalisasi tahap dua akan melanjutkan revitalisasi tahap pertama. Sejumlah pekerjaan seperti drainase, dan pembuatan literasi Kota Lama akan menjadi fokusnya. "Pendanaan masih dari Kementerian PUPR, dengan pagu anggaran Rp80 miliar," kata Hevearita, Senin (26/8).
Ita, sapaan akrab Hevearita, menerangkan bahwa pada tahap kedua ini pengerjaan infrastruktur l mengambil titik pengerjaan pada koridor Kali Semarang, Jalan Suari Besar dan Kecil, Jalan Branjangan, dan Jalan Srigunting sisi sebelah timur.
"Pengerjaan street furniture dikerjakan pada Jalan Nuri, Jalan Garuda, Jalan Cendrawasih, Jalan Kepodang, Jalan Jalak, dan Jalan Sendowo," katanya.
Terkait pengerjaan literasi Kota Lama, lanjut Ita, akan dibuat sebuah museum yang berisi sejarah Kota Lama, benda cagar budaya, termasuk cerita revitalisasi dari masa ke masa. "Untuk museum akan ditempatkan di Bundaran Bubakan," ucapnya.
Selain itu, revitalisasi tahap dua akan dikerjakan pula penanganan drainase saluran air dengan pengadaan saluran pompa air di sekitar Jembatan Mberok.
Ita menyebut, dari selesainya pengerjaan revitalisasi tahap pertama (Desember 2017 sampai Juni 2019), dengan pagu anggaran Rp160 miliar, telah menyulap tampilan Kota Lama menjadi makin cantik dan banyak dikunjungi wisatawan.
"Malam hari sekarang sudah terang, pengunjung sudah nyaman berada di Kota Lama. Banyak spot-spot mnejadi juga favorit," katanya.
Terbaru, kata Ita, adanya Galeri Industri Kreatif (GIK), tempat display segala produk kreatif semua daerah yang ada di Jateng itu menjadi primadona baru. Di situ bisa berbelanja dan melihat produk fashion, kuliner, furnitur dan barang antik klitikan.
"Di GIK juga bisa dibuat acara outdoor seperti fashion show dengan menampilkan desainer asli Semarang dari Indonesia Fashion Chamber (IFC) Semarang," kata Ita.
"Jadi sekarang tidak lagi terkonsentrasi di Taman Srigunting, Letjend Suprapto, Kepodang, Taman Garuda, Spiegel, tapi bisa di Jalan Garuda di Galeri Industri Kreatif tersebut yang cukup luas untuk dieksplorasi," katanya.