1. HOME
  2. KABAR SEMARANG

Kota Lama Semarang Segera Steril dari Kendaraan Pribadi

"Jadi targetnya masih ada waktu sekitar 3 bulan untuk kami persiapkan kantong parkir, mobil listrik, sepeda onthel, dan seterusnya..."

Wali Kota Hendi menyalami pengunjung yang ada di Kota Lama Semarang, belum lama ini.. ©2016 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Contributor : Andi Pujakesuma | Kamis, 29 Agustus 2019 13:15

Merdeka.com, Semarang - Pemerintah Kota Semarang akan melarang kendaraan pribadi masuk ke kawasan Kota Lama Semarang. Menurut rencana, pemberlakuan kebijakan itu akan mulai dilakukan akhir tahun, yakni saat libur Natal dan Tahun Baru.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, Pemkot Semarang telah menyiapkan kantong-kantong parkir guna menampung kendaraan wisatawan.

"Untuk liburan Natal dan Tahun Baru dengan kondisi seperti ini sudah bisa dikunjungi, cuma kan masih ada persoalan parkir. Jadi targetnya masih ada waktu sekitar 3 bulan untuk kami persiapkan kantong parkir, mobil listrik, sepeda onthel, dan seterusnya, sehingga nantinya tidak ada kendaraan pribadi lewat yang mengganggu," jelas wali kota yang akrab disapa Hendi tersebut.

Namun, lanjut dia, sepanjang itu belum siap, maka pihaknya meminta agar jajarannya tidak melakukan sterilisasi kendaraan. Karena, hal itu dapat membuat pengunjung tidak nyaman.

"Saya sampaikan kepada teman-teman kita tidak akan memaksakan sterilisasi karena semuanya harus happy, termasuk yang sudah punya usaha di situ harus kita amankan. Jangan sampai kita paksakan terus tidak ada yang datang karena kesulitan," tegasnya.

Hendi juga menuturkan, dalam dua tahun ke depan, pihaknya akan memperluas kawasan Kota Lama Semarang yang saat ini baru mencakup area "Little Netherlands."

"Seminggu yang lalu perwakilan Pemerintah Kota Semarang menandatangani keputusan Kota Lama, Pecinan, Kampung Melayu, dan Kampung Arab sebagai Cagar Budaya Nasional, artinya pola pembangunan di sekitar situ akan ditata sesuai perundangan cagar budaya yang ada," papar Hendi.

Dia telah menyampaikan hal itu kepada Dinas Tata Ruang agar membuat master plan rencana pembangunan untuk tiga kawasan lain setelah Little Netherlands, yaitu Kampung Melayu, Pecinan, Arab, sehingga dapat meneruskan pembangunan.

Hendi pun optimistis bahwa pembangunan Kota Lama ke depan tak hanya bertumpu pada kemampuan pemerintah saja. Pasalnya, semakin hari semakin banyak pihak yang berminat untuk berinvestasi di Kota Lama Semarang.

"99% bangunan di Kota Lama itu milik private sehingga APBD tidak bisa masuk. Jadi, jika pemilik bangunan tidak mampu merestorasi maka akan B2B (Business to Business). Sampai dengan minggu ini kami sudah diberi informasi kalau Starbucks sedang mencari tempat di Kota Lama, maka kita bantu sambungkan untuk ada tempat yang bisa disewa. Atau kemarin juga ada informasi pengusaha akan bawa franchise besar ke Kota Lama, ya kita temukan dengan beberapa pemilik gedung," tambahnya.

Hendi meyakinkan bahwa dalam pengembangan Kota Lama, Pemkot Semarang akan fokus membangun fasilitas publik untuk mendukung investasi yang masuk. "Pemkot Semarang akan memberikan alokasi anggaran untuk mendukung itu yang sifatnya fasilitas publik, misalnya jalan, saluran, lampu, street furniture, dan seterusnya," tukasnya.

"Maka ini menjadi jelas, bahwa polanya yang akan berjalan ke depan dalam pembangunan Kota Lama baik Little Netherlands maupun tiga kawasannya lainnya akan seperti itu," tutupnya.

(NS) Laporan: Andi Pujakesuma
  1. Cagar Budaya
  2. Pemkot Semarang
KOMENTAR ANDA